KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat
Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “PENDIDIKAN MERUPAKAN INVESTASI BANGSA”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah pengantar pendidikan di Universitas Negeri Bengkulu.
Dalam Penulisan makalah ini kami
merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat
akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak
sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang
telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.
Bengkulu, November 2013
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
1. Pendidikan merupakan investasi bangsa................................................................ 2
2. Pendidikan sebagai investasi jangka panjang bangsa.......................................... 3
3. Pendidikan sebagai investasi sumber daya manusia............................................ 5
4.
Investasi Pendidikan Meningkatkan Harga Diri
Bangsa........................................ 7
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 9
A. Kesimpulan................................................................................................................... 9
B. Saran............................................................................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan adalah utama,
tetapi karakter (moral) lebih utama. Inti dari peribahasa ini adalah pentingnya
pendidikan bermoral, terutama untuk bangsa ini. Jika yang dikatakan memanglah
seperti itu, maka ini akan berkaitan dengan kunci masa depan suatu bangsa yaitu
kualitas sumber daya manusianya. Kualitas dan jumlah penduduk yang
berpendidikan akan menentukan kemakmuran atau kemiskinan Negara yang
bersangkutan. Terlalu banyak argumentasi yang dapat dijadikan alasan untuk
menunjukkan alasan bahwa pendidikan merupakan modal utama bagi kelahiran
kebangkitan nasional di negeri ini. Dari segi konsep, Departemen Pendidikan
Nasional telah merumuskan konsep tiga pilar pembangunan pendidikan. Pertama,
pendidikan yang merata dan dapat diakses oleh seluruh anak bangsa. Kedua,
pendidikan yang bermutu, relevan, dan berdaya saing tinggi. Ketiga, pendidikan
yang dikelola dengan atau secara good governance. Secara konseptual, tiga pilar
pendidikan tersebut memang merupakan persoalan mendasar pendidikan di negeri
ini. Tetapi dalam implentasinya, kebanyakan konsep yang baik itu seringkali
tidak sesuai dengan harapan. Dr Wahidin menyiratkan makna bahwa kebangkitan
Indonesia sudah semestinya berawal dari kebangkitan pendidikan. Melihat kondisi
sekarang, tak perlu lagi kita menjelekkan bangsa sendiri dengan mengatakan
Indonesia yang modern, tapi rakyatnya masih banyak yang miskin dan tingkat
pendidikannya belum merata. Apalagi banyak gedung sekolah yang reyot, bahkan
ambruk. Yang bisa kita lakukan adalah bagaimana caranya kita memperbaiki dunia
pendidikan di Indonesia.
Sejarah telah memberikan saksi bahwa
kelahiran kebangkitan nasional adalah berkat hasil pendidikan yang berkualitas.
Para pendiri organisasi modern Budi Utomo, yang merupakan tonggak kebangkitan
nasional, adalah hasil pendidikan yang berkualitas. Bila sebuah bangsa ingin
maju, harus memulai semuanya dari pendidikan (JH. Abendanon). Berilah aku
pendidikan dan kami akan bangkit sebagai bangsa yang memiliki cita-citra (RA.
Kartini). Pendidikan adalah investasi utama satu bangsa (Sayidiman Suryohadipordjo).
Saat ini, Indonesia sedang dilanda krisis multidimensi. Beberapa diantaranya
adalah krisis ekonomi yang membuat kemiskinan meraja lela dan krisis akhlak
yang menimbulkan kriminalitas. Permasalahan ini diakibatkan oleh lemahnya
sistem pendidikan baik dari segi dana, fasilitas, maupun materi. Bila masalah
ini tidak dikaji dan dibenahi secara serius, kemajuan negara yang didambakan
akan lambat tercapai.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas
dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pendidikan merupakan investasi bangsa
2. Pendidikan sebagai investasi jangka panjang bangsa
3. Investasi Pendidikan
Meningkatkan Harga Diri Bangsa
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Pendidikan merupakan investasi bangsa
2. Pendidikan mengetahui sebagai investasi jangka panjang
bangsa
3. Pendidikan mengetahui sebagai investasi sumber daya
manusia
4.
Investasi mengetahui Pendidikan Meningkatkan
Harga Diri Bangsa
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pendidikan
Merupakan Investasi Bangsa
Proses liberalisasi pendidikan
nasional yang secara perlahan menggerus peran negara atas penyelenggaraan
pendidikan di tanah air, sedikit banyak berperan atas meningkatnya biaya
pendidikan yang terjadi di berbagai institusi pendidikan di tanah air.
Ironisnya proses liberalisasi tersebut telah berlangsung sedemikian derasnya
hingga bahkan telah menjadi bidang usaha yang dapat dimasuki oleh investor
asing. Hal ini menandakan bahwa sekarang kita telah memasuki era dimana
institusi pendidikan mulai bertransformasi menjadi entitas usaha yang
berorientasi pada keuntungan.
Sebagai public goods, sudah selayaknya upaya-upaya privatisasi atas
pendidikan dihentikan. Baik pemerintah sebagai pembuat kebijakan maupun DPR
sebagai pembuat undang-undang seharusnya sadar bahwa setiap warga negara
Indonesia berhak untuk mendapatkan akses atas pendidikan sesuai dengan amanat
konstitusi. Segala bentuk kebijakan maupun regulasi yang dapat membatasi akses
masyarakat untuk menggapai pendidikan harus dievaluasi kembali.
Pada dasarnya bila anggota
masyarakat gagal mengakses pendidikan yang layak baginya demi meningkatkan
kapasitas dirinya maka hal ini dapat berimbas buruk bagi bangsa ini. Sebab
bagaimanapun juga salah satu syarat untuk mengangkat negeri ini agar dapat
setara dengan bangsa lainnya adalah dengan memanfaatkan kaum terpelajar dan
tercerdaskan yang dimiliki oleh bangsanya. Dengan tidak terjangkaunya
biaya pendidikan maka negeri ini berpotensi kehilangan calon pemimpin masa
depan karena mereka gagal memiliki kapasitas yang diperlukan untuk dapat
mengangkat harkat dan martabat bangsa ini akibat gagalnya mereka untuk dapat
menikmati pendidikan yang layak.
Sementara itu bagi mereka yang mampu
mengakses pendidikan yang berbiaya tinggi, maka bukan tidak mungkin jika
selanjutnya sebagian besar dari golongan yang mampu membayar biaya pendidikan
yang sedemikin tingginya itu menjadi berpola pikir pragmatis. Sebab dengan
investasi besar yang mereka keluarkan, maka mereka kemudian akan berpikir untuk
berusaha mendapatkan apa yang telah mereka investasikan tersebut ketika lulus
nanti.
Jadi besarnya biaya pendidikan
secara keseluruhan akan berimbas bagi semua golongan mulai dari golongan bawah
sampai golongan atas. Sebagian dari golongan menengah ke bawah akan sulit
mengakses pendidikan. Sementara sebagian dari golongan menengah ke atas selepas
lulus nanti akan lebih memikirkan bagaimana mereka dapat mengembalikan
investasi yang telah mereka keluarkan dibandingkan berbakti kepada bangsa oleh
karena mereka merasa negara tidak memberikan apa-apa kepada mereka. Meminjam
konsep pendidikan menurut pedagogis terkemuka, yakni Paolo Freire bahwa
pendidikan merupakan alat untuk membebaskan kaum tertindas dari
ketertindasannya melalui hadirnya kesadaran kritis. Maka telah selayaknya para
pemimpin bangsa ini mengevaluasi kembali segala kebijakan yang menyebabkan
mahalnya biaya pendidikan dewasa ini. Sebab jika tidak, maka bisa jadi
putra-putri bangsa yang dihasilkan oleh sistem pendidikan ini akan kelak
menjadi penindas sesamanya dibandingkan menjadi elevator bagi majunya bangsa
ini.
Oleh karena itu tidak ada salahnya
negara menginvestasikan tidak hanya anggaran yang besar melalui APBN bagi
pendidikan, namun juga pemikiran-pemikiran yang berujung pada penetapan
kebijakan yang dapat membawa perbaikan dari struktur pendidikan nasional saat
ini. Bagaimanapun juaga pendidikan merupakan salah satu instrumen investasi bagi
masa depan bangsa. Jika negara berani berinvestasi besar di sektor ini, maka
kelak suatu saat nanti putra-putri hasil penyelenggaraan pendidikan di masa
kini akan menahkodai bangsa ini ke depan pintu gerbang kejayaan.
B.
Pendidikan
Sebagai Investasi Jangka Panjang Bngsa
Investasi
dalam bidang pendidikan tidak semata-mata untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi
tetapi akan lebih luas lagi. Selama orde baru kita selalu bangga dengan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun pertumbuhan ekonomi yang tinggi itu
hancur lebur karena tidak didukung oleh adanya sumber daya manusia yang
berpendidikan. Orde baru banyak melahirkan orang kaya yang tidak memiliki
kejujuran dan keadilan, tetapi lebih banyak lagi melahirkan orang miskin.
Akhirnya pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati sebagian orang dan dengan tingkat
ketergantungan yang amat besar.
Di Indonesia, pendidikan masih belum mendapatkan tempat
yang utama sebagai prioritas program pembangunan nasional. Hal ini ditunjukkan
dengan jumlah anggaran pendidikan yang masih jauh dari amanat Undang-Undang No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Padahal dalam UU tersebut,
telah mengamanatkan tentang besarnya anggaran pendidikan di berbagai level
pemerintahan minimal 20%. Indikasi lain yang perlu menjadi perhatian lebih
untuk menjadikan pendidikan sebagai basis perubahan dalam meningkatkan
pembangunan, khususnya pembangunan ekonomi adalah tingkat melek huruf dan angka
partisipasi pendidikan. Berdasarkan laporan dari Dirjen PLS tentang tingkat
pemberantasan buta aksara secara nasional di Indonesia telah mengalami
penurunan tahun 2006 hingga menjadi sekitar 13 juta orang yang masih buta
huruf.
Di Indonesia, investasi modal fisik masih dianggap sebagai
satu-satunya faktor utama dalam pengembangan dan akselerasi usaha. Untuk
memenuhi kebutuhan modal manusianya, di Indonesia cenderung mendatangkan tenaga
kerja dari luar negeri. Dalam jangka pendek cara ini mungkin ada
benarnya, karena diharapkan dapat memberikan efek multiplier terhadap tenaga kerja di Indonesia. Namun, dalam jangka
panjang tentu sangat tidak relevan, apalagi untuk sebuah usaha berskala besar
atau yang sudah konglomerasi, akibatnya banyak tenaga kerja sendiri
tersingkirkan.
Fungsi
politis merujuk pada sumbangan pendidikan terhadap perkembangan politik pada
tingkatan sosial yang berbeda. Misalnya pada tingkat individual, pendidikan
membantu siswa untuk mengembangkan sikap dan keterampilan kewarganegaraan yang
positif untuk melatih warganegara yang benar dan bertanggung jawab. Orang yang
berpendidikan diharapkan lebih mengerti hak dan kewajibannya sehingga wawasan
dan perilakunya semakin demoktratis. Selain itu orang yang berpendidikan
diharapkan memiliki kesadaran dan tanggung jawab terhadap bangsa dan negara
lebih baik dibandingkan dengan yang kurang berpendidikan.
Fungsi
budaya merujuk pada sumbangan pendidikan pada peralihan dan perkembangan budaya
pada tingkatan sosial yang berbeda. Pada tingkat individual, pendidikan
membantu siswa untuk mengembangkan kreativitasnya, kesadaran estetis serta
untuk bersosialisasi dengan norma-norma, nilai-nilai dan keyakinan sosial yang
baik. Orang yang berpendidikan diharapkan lebih mampu menghargai atau
menghormati perbedaan dan pluralitas budaya sehingga memiliki sikap yang lebih
terbuka terhadap keanekaragaman budaya. Dengan demikian semakin banyak orang
yang berpendidikan diharapkan akan lebih mudah terjadinya akulturasi budaya
yang selanjutnya akan terjadi integrasi budaya nasional atau regional.
Fungsi
kependidikan merujuk pada sumbangan pendidikan terhadap perkembangan dan
pemeliharaan pendidikan pada tingkat sosial yang berbeda. Pada tingkat
individual pendidikan membantu siswa belajar cara belajar dan membantu guru
cara mengajar. Orang yang berpendidikan diharapkan memiliki kesadaran untuk
belajar sepanjang hayat (life long learning), selalu merasa ketinggalan
informasi, ilmu pengetahuan serta teknologi sehingga terus terdorong untuk maju
dan terus belajar. Di kalangan
masyarakat luas juga berlaku pendapat umum bahwa semakin berpendidikan maka
makin baik status sosial seseorang dan penghormatan masyarakat terhadap orang
yang berpendidikan lebih baik dari pada yang kurang berpendidikan. Orang yang
berpendidikan diharapkan bisa menggunakan pemikiran-pemikirannya yang
berorientasi pada kepentingan jangka panjang. Orang yang berpendidikan
diharapkan tidak memiliki kecenderungan orientasi materi atau uang apalagi
untuk memperkaya diri sendiri.
C.
Pendidikan
Sebagai Investasi Sumber Daya Manusia
Kenyataan ini juga menunjukkan
ketidaknyamanan dalam mengelola Sumber Daya Alam untuk kesejahteraan
masyarakat. Ironis memang, tetapi ini suatu kenyataan. Mengapa hal ini
sampai terjadi. Jawabannya, rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang
dimiliki Riau.
Diakui banyak faktor yang
mempengaruhi rendahnya kualitas SDM. Pendidikan, Kesehatan dan Gizi adalah faktor-faktor yang dominan. Pendidikan terbukti dari beberapa penelitian merupakan
faktor yang sangat berpengaruh. Masyarakat atau individu yang
berpendidikan lebih tinggi, maka makin tinggi juga tingkat kesadarannya
akan kesehatan dan gizi makanannya. Sebaliknya, makin rendah tingkat pendidikan
masyarakat atau individu, maka makin kurang kepedulian terhadap kesehatan diri
dan gizi makanan yang dimakannya.
Disamping itu, pendidikan merupakan
salah satu alat untuk menghasilkan perubahan pada diri manusia. Manusia akan
dapat mengetahui segala sesuatu yang sesuai atau belum diketahuinya
melalui pendidikan. Pendidikan juga merupakan hak seluruh umat manusia. Namun
demikian, hak untuk memperoleh pendidikan harus diikuti oleh kesempatan dan
kemampuan serta kemauan diri individu, keluarga dan masyarakat. Dapat dilihat
dengan jelas betapa pentingnya peranan pendidikan dalam meningkatkan kualitas
SDM agar sejajar dengan manusia lain, baik secara Regional (Otonomi Daerah),
Nasional, maupun Internasional (Global).
Potret tingkat pendidikan masyarakat
Riau sangat memprihatinkan. Jumlah penduduk yang hanya sekitar 4,6 juta jiwa,
51 % diantaranya hanya tamat atau tidak tamat sekolah dasar. Belum cukup sampai disitu, yang lebih parah lagi hampir
61.000 orang masih buta huruf. Sebagian besar belum bisa menikmati
pendidikan, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah pesisir dan daerah
marjinal lainnya. Walaupun tidak ada data yang valid, namun dapat
dipastikan kondisi ini juga terjadi di Kecamatan Pangean?
Kondisi yang diungkapkan diatas
bukan untuk ditangisi, tetapi harus kita tantang untuk membangun masyarakat
Pangean yang berpendidikan. Patut kita apresiasi Program Pembangunan Pemerintah
di Provinsi ini baik pada level Kabupaten dan Kota, maupun pada level Provinsi
yang intinya mengurangi kebodohan dan kemiskinan serta membangun infrastruktur,
yang dikenal dengan K2I.
Pemerintah di daerah ini meyakini
bahwa pendidikan merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk menanggulangi
kemiskinan. Berbagai program dicanangkan untuk memperbaiki SDM melalui
pendidikan. Diharapkan pelaksanaan pembangunan pendidikan akan lebih baik dan
alokasi dana pendidikan yang sesuai dengan amanat Undang-undang. Banyak pakar
pendidikan mengemukakan, “jika abad silam disebut abad kualitas produk/jasa,
maka masa yang akan datang merupakan abad kualitas SDM. SDM yang berkualitas
dan pengembangan kualitas SDM bukan merupakan isu atau tema-tema Retorik,
melainkan merupakan taruhan atau andalan serta ujian setiap individu, kelompok,
golongan masyarakat, dan bahkan setiap bangsa.” Oleh karena itu, apabila
suatu negara atau daerah ingin cepat maju dan berhasil dalam pembangunan,
prioritas pembangunannya adalah pendidikan. Jika perlu, sektor-sektor yang tidak penting ditunda dulu dan
dana dipusatkan pada pembangunan pendidikan. Bagi bangsa dan daerah yang ingin
maju, pendidikan merupakan sebuah kebutuhan. Sama dengan kebutuhan Perumahan,
Sandang, dan Pangan. Demikian juga untuk suatu Negara dalam skop kecil
yakni keluarga. Sudah seharusnya setiap keluarga, menjadikan pendidikan sebagai
kebutuhan utama dalam rumaha tangga. Artinya, mereka mau mengurangi kualitas
dan prioritas perumahan, pakaian, bahkan makanan, demi melaksanakan pendidikan
anak-anaknya.
Pendidikan dan pengembangan SDM
adalah proses sepanjang hayat yang meliputi berbagai bidang kehidupan karena
pengembangan SDM bukanlah sebatas menyiapkan manusia yang menguasai
pengetahuan dan keterampilan yang cocok dengan dunia kerja pada saat ini,
melainkan juga manusia yang mampu, mau, dan siap belajar sepanjang hayat. Oleh
karena itu memerlukan sumber daya waktu dan keuangan yang cukup besar yang
dikenal dengan investasi SDM. Yang
dimaksud dengan investasi adalah mengorbankan aset yang dimiliki sekarang guna
mendapatkan aset pada masa mendatang yang tentu saja dengan jumlah yang lebih
besar. Investasi juga merupakan komitmen menanamkan sejumlah dana pada satu
atau lebih aset selama beberapa periode pada masa mendatang. Investasi dalam
pendidikan adalah pembiayaan pendidikan yang dikeluarkan oleh individu atau
keluarganya ditambah dengan biaya yang dianggarkan oleh pemerintah.
Termasuk juga biaya kesempatan akibat hilangnya pendapatan
potensial individu atau masyarakat. Investasi SDM sangat besar.
Para
penganut teori human capital berpendapat bahwa pendidikan adalah sebagai investasi
sumber daya manusia yang memberi manfaat moneter ataupun non-moneter. Manfaat
non-meneter dari pendidikan adalah diperolehnya kondisi kerja yang lebih baik,
kepuasan kerja, efisiensi konsumsi, kepuasan menikmati masa pensiun dan manfaat
hidup yang lebih lama karena peningkatan gizi dan kesehatan. Manfaat moneter
adalah manfaat ekonomis yaitu berupa tambahan pendapatan seseorang yang telah
menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu dibandingkan dengan pendapatan
lulusan pendidikan dibawahnya.
D.
Investasi
Pendidikan Meningkatkan Harga Diri Bangsa
Secara
umum terbukti bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka tingkat
pendapatannya semakin baik, status sosialnya tinggi, harga diri juga tinggi.
Hal ini dimungkinkan karena orang yang berpendidikan lebih produktif daripada
yang tidak berpendidikan. Produktifitas seseorang tersebut karena memiliki
keterampilan teknis yang diperoleh dari pendidikan. Oleh karena itu salah satu
tujuan yang harus dicapai oleh pendidikan adalah mengembangkan keterampilan
hidup.
Pengetahuan
dan keterampilan hidup yang diperoleh dari masing-masing jenjang pendidikan
berdampak pula pada besar pendapatan dan status sosialnya. Misalnya pendapatan
lulusan sarjana per bulan 3 juta keatas, akademi antara 2.5-3 juta, SMA 1,5-1,9
juta (UMR), SD hanya sekitar 1 juta. Alasan untuk memprioritaskan pendidikan
diantaranya adalah :
Pertama,
pendidikan adalah alat untuk perkembangan ekonomi dan bukan sekedar pertumbuhan
ekonomi. Karena salah satu dari fungsi pendidikan diantaranya adalah fungsi
teknis ekonomis baik tataran individual hingga tataran global.
Sumber
daya manusia yang berpendidikan akan menjadi modal utama pembangunan nasional,
terutama untuk perkembangan ekonomi. Semakin banyak orang yang berpendidikan
maka semakin mudah bagi suatu Negara untuk membangun bangsanya. Hal ini dikarenakan
telah dikuasainya keterampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kedua,
investasi pendidikan memberikan nilai balik (Rate of Return) yang lebih tinggi
daripada investasi fisik dibidang lain. Nilai balik pendidikan adalah
perbandingan antara total biaya yang dikeluarkan untuk biaya pendidikan dengan
total pendapatan yang akan diperoleh setelah seseorang lulus dan memasuki dunia
kerja. Oleh karena bagi individu maupun tataran nasional dan global, investasi
pendidikan tidak akan rugi.
Untuk
mengentas semua anak bangsa baik miskin maupun kaya, agar semua mendapatkan
pendidikan yang merata untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sumber
daya manusia, maka anggaran pendidikan nasional diprioritaskan untuk
mengentaskan pendidikan dasar 9 tahun dan bila perlu diperluas lagi menjadi 12
tahun. Apabila semua anak usia pendidikan dasar sudah terlayani mendapatkan
pendidikan tanpa biaya, barulah anggaran pendidikan untuk tingkat selanjutnya.
Apabila
prioritas anggaran pendidikan tadi berjalan tepat sasaran dan tidak ada
penyelewengan, insyaallah bangsa dan negara kita menjadi bangsa yang terhormat,
mempunyai martabat dan derajat yang tinggi di mata dunia. Sebab dengan sumber
daya manusia yang tinggi, negara kita tidak lagi mengekspor TKI sebagai pegawai
rendahan dan mengimpor tenaga ahli dari luar negeri dengan membayar gaji
tinggi, insyaallah nantinya bisa mengekspor tenaga-tenaga ahli dan tidak lagi
mengimpor tenaga ahli dari luar negeri, karena tenaga ahli dari dalam negeri
sudah melimpah.
Dari
paparan di atas jelaslah bahwa pendidikan adalah wahana yang penting dan
strategis untuk perkembangan ekonomi, integrasi bangsa dan harga diri bangsa.
Singkatnya pendidikan adalah sebagai investasi jangka panjang yang dapat
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Kalau suatu negara sudah
memiliki tingkat ekonomi yang tinggi dan stabil, standar pendidikan yang setara
dengan negara-negara maju, tidak akan dipandang rendah oleh negara lain.
Usaha
meningkatkan harga diri bangsa, tidak lepas dari usaha meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan ekonomi. Usaha meningkatkan perkembangan ekonomi tidak lepas
bisa dari usaha meningkatkan sumber daya manusia yaitu melalui jalur
pendidikan.
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendidikan
Merupakan Investasi Bangsa
Pada dasarnya bila anggota
masyarakat gagal mengakses pendidikan yang layak baginya demi meningkatkan
kapasitas dirinya maka hal ini dapat berimbas buruk bagi bangsa ini. Sebab
bagaimanapun juga salah satu syarat untuk mengangkat negeri ini agar dapat
setara dengan bangsa lainnya adalah dengan memanfaatkan kaum terpelajar dan
tercerdaskan yang dimiliki oleh bangsanya. Dengan tidak terjangkaunya
biaya pendidikan maka negeri ini berpotensi kehilangan calon pemimpin masa
depan karena mereka gagal memiliki kapasitas yang diperlukan untuk dapat
mengangkat harkat dan martabat bangsa ini akibat gagalnya mereka untuk dapat
menikmati pendidikan yang layak.
Pendidikan
Sebagai Investasi Jangka Panjang Bngsa
Untuk memenuhi kebutuhan modal
manusianya, di Indonesia cenderung mendatangkan tenaga kerja dari luar
negeri. Dalam jangka pendek cara ini mungkin ada benarnya, karena
diharapkan dapat memberikan efek multiplier
terhadap tenaga kerja di Indonesia. Namun, dalam jangka panjang tentu sangat
tidak relevan, apalagi untuk sebuah usaha berskala besar atau yang sudah
konglomerasi, akibatnya banyak tenaga kerja sendiri tersingkirkan.
Pendidikan
Sebagai Investasi Sumber Daya Manusia
pendidikan
adalah sebagai investasi sumber daya manusia yang memberi manfaat moneter
ataupun non-moneter. Manfaat non-meneter dari pendidikan adalah diperolehnya
kondisi kerja yang lebih baik, kepuasan kerja, efisiensi konsumsi, kepuasan
menikmati masa pensiun dan manfaat hidup yang lebih lama karena peningkatan
gizi dan kesehatan. Manfaat moneter adalah manfaat ekonomis yaitu berupa
tambahan pendapatan seseorang yang telah menyelesaikan tingkat pendidikan
tertentu dibandingkan dengan pendapatan lulusan pendidikan dibawahnya.
Investasi
Pendidikan Meningkatkan Harga Diri Bangsa
Usaha
meningkatkan harga diri bangsa, tidak lepas dari usaha meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan ekonomi. Usaha meningkatkan perkembangan ekonomi tidak lepas
bisa dari usaha meningkatkan sumber daya manusia yaitu melalui jalur pendidikan
B.
Saran
Dalam Penulisan makalah ini kami
merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang
telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus