A. Strategi Pembelajaran Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD)
1.
Pengertian
Strategi Pembelajaran
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia
(1998: 203) ada beberapa pengertian dari strategi yakni : (1) ilmu dan seni
menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu
dalam perang dan damai, (2) rencana yang cermat mengenai kegiatan khusus,
sedangkan metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai
maksud.
Pada skala praksis, pada awalanya,
istilah “strategi” dikenal dalam dunia militeer terutama terkait dengan perang,
yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk
memenangkan suatu peperangan. Namun demikian, makna itu telah meluas tidak
hanya dalam kondisi perang tetapi juga damai, dan dalam berbagai bidang antara
lain ekonomi, sosial, dan pendidikan. Dalam konteks ini, istilah strategi
digunakan dengan tujuan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai
tujuan.
Dalam dunia pendidikan strategi dapat
diartiakan sebagai a plan, method, or
series of activities designed to achieves a particular education goal (J.R.
David, 1976). Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Dalam hal ini, adalah tujuan pembelajaran :
Soedjadi (1999: 101) menyatakan :
Strategi
pembelajaran adalah suautu siasat melakukan kegiatan pembelajaran yang
bertujuan mengubah suatu keadaan pembelajaran kini menjadi keadaan pembelajaran
yang diharapkan untuk mengubah keadaan itu dapat ditempuh dengan berbagai
pendekatan pembelajaran, lebih lanjut soedjadi menyebutan bahwa dalam suatu
pendekatan dapat dilakukan lebih dari satu metode dan dalam suatu metode dapat
dilakukan lebih dari suatu teknik. Secara sederhana dapat dirunut sebagai
rangkaian teknik → metode → pendekatan → strategi.
Strategi
pembelajaran juga dapat diartikan sebagai :
Suatu
rencana kegiatan pembelajaran yang rancang secara saksama sesuai dengan
tuntutan kurukulum sekolah untuk mencapai hasil belajar siswa yang optimal,
dengan memilih pendekatan, metode, media, dan keteramppilan tertentu misalnya
membelajarakan, bertanya, dan berkomunikasi. Secara ringkas strategi
pembelajaran merupkan cara pandang dan pola piker guru agar siswa mampu
belajar. Factor-faktor yang harus menjadi pertimbangan dalam menyusun sterategi
pembelajaran yakni : (1) mengaktifkan siswa, dalam bentuk tugas kelompok,
melakukan curah pendapat dalam proses pembelajaran dalam melakukan Tanya jawab
terbuka; (2) membanguan peta konssep sistematika materi bahan ajar); (3)
mengfaali informasi dari berbagai media; dan (4) membandingkan dan
mensintesiskan informasi. (Depdiknas, 2008).
Menurut Newman dan Mogan Strategi dasar
setiap usaha meliputi empat masalah masing-masing sebagai berikut :
1.
Pengidentifikasian
dan penetapan spesifikasi dan kualifikasi hasil yang harus dicapai dan menjadi
sasaran usaha tersebut dengan mempertimbangan aspirasi masyarakat yang
memerlukannya.
2.
Pertimbangan
dan pemillihan pendekatan utama yang ampuh untuk mencapai sasaran.
3.
Pertimbangan
dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak awal sampai akhir.
4.
Pertimbangan
dan penetapan tolok ukur dan ukuran baku yang akan digunakan menilai
keberhasilan usaha yang dilakukan.
2.
Tipologi
Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan hal yang
perlu diperhatikan oleh seorang instruktur, guru, widyaiswara dalam proses
pembelajaran. Paling tidak ada tiga tipologi strategi yang berkaitan dengan
pembelajaran, yakni :
a. Strategi
Pengorganisasian Pembelajaran
Bunderson dan Meril (1977) menyatakan
strategi mengorganisasi isi pelajaran disebut sebagai structural strategi yang
mengacu pada cara untuk membuat urutan dan mensintetis fakta, konsep, prosedur
dan prinsip yang berkaitan.
Strategi pengorganisasian lebih lanjut
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi mikro dan strategi makro. Strategi
mikro mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang
berkisar pada satu konsep, prosedur dan prinsip. Strategi makro mengacu kepada
metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu
konsep atau prosedur atau prinsip.
b. Strategi
Penyampaian Pembelajaran
Strategi
penyampain pembelajaran merupakan komponen variable untuk melaksanakan proses
pembelajaran. Fungsi strategi pennyampaian pembelajaran adalah: (1)
menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajara, dan (2) menyediakan informasi
atau bahan-bahan yang diperlukan pebelajar untuk menampilkan unjuk kerja.
c. Strategi
Pengelolaan Pembelajaran
Strategi pengelolaan pembelajaran
merupakan komponen variable metode yang berurussan dengan bagaimana menata
interaksi antara pebelajar dan variable metode pembelajaran lainnya. Strategi
ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tenatang strategi pengorganisasian
dan strategi penyampaian pembelajaran mana yang digunakan selama proses
pembelajaran.
3.
Metode
Pembelajaran Pendidikan Anak usia Dini (PAUD)
Metode adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan
yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti, metode digunnakan
untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode
dalam rangkaian system pembelajaran memegang peran yang sangant penting.
Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru
menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya
mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
Berikut ini disajikan beberapa metode
pembelajaran yang bisa digunakan untuk mengimpelmentasikan strategi pembelajaran
di TK/RA :
1) Metode
Beercerita, berupa kegiatan menyimak tuturan lisan yang mengisahkan suatu
peristiwa. Metode ini untuk mengembangkan daya imjinasi, daya piker, emosi dan
penguasaan bahasa anak.
2) Metode
Becakap-cakap, berupa kegiatan bercakap-cakap atau bertanya jawab antara anak
dan guru atau anak dan anak.
3) Metode
Tanya Jawab, metode ini digunakan untuk (1) mengetahui pengetahuan dan
pengalaman yang telah dimiliki anak, (2) member kesempatan anak untuk bertanya,
dan (3) mendorong keberanian anak untuk mengemukakan pendapat.
4) Metode
Karyawisata, metode ini dilakukan dengan mengajak anak mengunjungi objek-objek
yang sesuai dengan kompetensi yang diajarkan.
5) Metode
Demonstrasi, merupakan metode yang sangat aktif, sebab membantu siswa untuk
mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar.
Metode ini dalam penyajiannya dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada
siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu.
6) Metode
Sosiodrama atau Bermain Peran, merupakan metode pembelajaran bermain peran
untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial,
permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia.
7) Metode
eksperimen, metode ini adalah cara memberikan pengalaman kepada anak di mana
member perlakuan terhadap sesuatu dan mengamati akibatnyandan mempelajarai kemampuan sains
Metode merupakan upaya untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusuan dalam kegiatan nyata agar
tujuan yang telah disusun dapt tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk kepada sebuah
perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat
digunakan untuk melaksanakan strategi.
Metode pembelajaran merupakan bagian
dari strategi pembelajaran. Fungsi metode pembelajaran seabgai cara untuk
menyajian, menguraikan, member contoh, dan member latihan kepada siswa untuk
mencapai tujuan tertentu.
B.
Strategi
Pendidikan Kesetaraan Fungsional
1.
Pengertian
Pendidikan Keaksaraan
Pendidikan keaksaraan merupakan salah
satu perioritas nasional dengan target menurunkan jumlah orang dewasa butu
huruf 50% pada tahun 2009` tujuan utama pendidikan keaksaraan adalah
membelajarakan warga belajar agar dapat memanfaatkan kemampuan dasar membaca,
tulis dan hitung (calistung) dan kemampuan fungsionalnya dalam kehidupan
sehari-hari.
Beberapa istilah dalam keaksaraan, yaitu
:
a. Pendidikan
keaksaraan upaya pembelajaran untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan
membaca, menulis, berhitung dan berbahasa Indonesia dengan kandungan
fungsional, bagi upaya peningkatan kualitas hidup dan penghidupan kaum buta
aksara.
b. Pembelajaran
pendidikan keaksaraan adalah upaya sengaja yang dirancang oleh tutor agar
terjadi aktivitas belajar pada warga belajar buta aksara sehingga menjadi melek
huruf dan memiliki pengetahuan fungsional yang dapat digunakan untuk
meningkatkan derajat kehidupannya.
2.
Strategi
Keaksaraan Fungsiaonal
Dalam keaksaraan
fungsional dikenal lima strategi pembelajran yaitu :
a. Diskusi BDPS
(Belajar dari Pengalaman Sendiri) : tutor dan warga belajar berdiskusi dengan
menggunakan beberapa teknik seperti melalui pembuatan table, peta, garis waktu
dan kalender kegiatan dengan tujuan untuk merangsang ide, pengetahuan,
pengalaman yang sudah dimiliki warga belajar dan permasalahan yang ada di warga
belajar, sehungga dapat diungkapkan dengan baik.
b. Membaca :
tutor membantu waarga belajar meningkatkan keterampilan membaca yang
bertepatan, kelncaran dan pemahaman. Warga belajar yang buta huruf murni
belajar melalui teknik pendekatan pengalaman berbahasa untuk membuat bahan
bacaan berdasarkan ucapan warga belajar sendiri.
c. Menulis :
tutor membantu warga belajar menulis berdasarkan pikiran / ide sendiri.
d. Berhitung
: tutor membantu warga belajar meningkatkan ketrampilan berhitung disesuaikan
dengan kebiasaan did aerahnya dalam cara menghitung/usaha/jual beli yang disesuaikan
dengan perhitungan modern (perkembangan zaman sekarang ).
e. .Penerapan dalam kegiatan (AKSI) : tutor
membantu warga belajar meningkatkan keterampilan seperti memasak, menjahit,
menanam, usaha dan lain-lain yang diminati warga belajar juga menerapkan
pengetahuan dan informasi dalam memperbaiki situasi di rumah dan lingkungan.
3.
Pemilihan
Metode Belajar
Metode
belajar adalah memproses kegiatan belajar supaya warga belajar dapat
berinteraksi secara aktif shingga terjadi pada dirinya sesuai dengan tujuan
yang diinginkan
Berdasarkan
kemampuan awal jenis kebutuhan belajar dan sumber daya belajar yang berbeda,
maka tutor dapat memilih dan menyusun metode pembelajaran yang sesuai. Terdapat
beberapa metode pembelajaran yang dapat dipilih oleh tutor dalam memfasilitasi
pembelajaran keaksaraan. Metode pembelajaran itu diantaranya dengan menggunakan
metode abjad, metode SAS (Structure Analiytic Shytetic), metode PPB (Pendekatan
Pengalaman Bahasa), metode kata kunci (Key Words), metode abjad/huruf, metode
Asosiasi dan metode Miqro.
Berikut
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode belajar :
a. Pembelajaran
Membaca
·
Warga belajar telah mengenal dan mampu
mengucapkan katayang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
·
Penggunaan sarana belajar baik dalam
penggunaan bentuk bukubooklet, poster maupun yang lainnya sesuai dengan tingkat
kemampuannya.
·
Penggunaan media belajar berbentuk
booklet, leaflat, Koran/majalah dinding dan lain-lain.
·
Pembelajaran menyusun kalimat perlu menggunakan kata-kata yang
sudah dikuasai.
·
Peajaran membaca dimulai dengan kata
yang berstruktur.
b. Pembelajaran
menulis
·
Menggunakan bahan-bahan peristiwa atau
kejadian dan permasalahan yang berasal dari daerah setempat.
·
Mengemukakan masalah yang dihadapi
melalui pilihan gambar serta mencari pemecahan masalahnya.
·
Membantu warga belajar agar percaya diri
bahwa mereka dapat menulis
·
Membarikan semangat kepada warga belajar
agar membantu yang lainnya.
c. Pembelajaran
Berhitung
·
Warga belum mamu menulis secara benar
tentang penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perbandingan.
·
Membantu membelajarakn berhitung melalui
benda, hitungan yang digunakan warga belajar dalam kehidupan sehari-hari.
·
Warga belajar sudah memunyai kemampuan /
potensi menghitung yang dapat digunakan sehari-hari.
·
Menggunakan dan memanfaatakan alat-alat
yang bersala dari kehidupan warga belajar.
d. Metode
Abjad (Alphabetic Method)
Metode ini disebut juga metode sinteis
karena mempelajari aksara dengan cara merangkaikan huruf-huruf yang dilafalkan
dalam abjad. Metode abjad digunakan dengan cara :
·
Tutor mengenalkan bentuk dan bunyi huruf
abjad (A sampai Z) satu persatu.
·
Tutor melafalkan setiap huruf yang telah
dikenalkan satu persatu.
·
Setelah warga belajar kenal dan mampu
melafalkan beberapa huruf maka dapat membentuk suku kata.
e. Metode
Kata Kunci
Berlainan
dengan metode abjad, metode kata kunci tidak mengenal dan menghafal huruf-huruf
dalam abjad tetapi mengenal bentuk dan lafal kata. Cara penggunaan metode ini :
·
Tutor memilih satu kata yang dikenal
oleh semua warga belajar.
·
Tutor menuliskan kata BATU karena semua warag belajar pasti
mengenal batu.
·
Tutor membaca kata BATU dengann
pelafalan suku kata sehungga menjati BA – TU
f. Metode
global (the sentence method)
Metode global yang sering disebut
Kalimat Kunci adalah bentuk, lafal dan arti dari kalimat, kemudian kalimat
diuraikan menjadi kata per kata, suku kata dan huruf. Cara menggunakannya :
·
Mengenlkan bentuk dan lafal kata pada
suatu kalimat.
·
Melafalkan kalimat secara berulang-ulang
hinga paham tiap arti dan kalimat secara keseluruhan.
·
Menguraikan kalimat menjadi kata-kata.
g. Metode
suku kata (silabic method)
Metode suku kata ini hamper sama dengan
metode kata kunci, bedanya jika metofe kata kunci mengenalkan langsung kata
kunci yang dibantu dengan gambar sedangkan metode suku kata sebelum mengenal
kata kunci dikenalkan pada huru hidup lebih dahulu dengan pertolongan gambar.
Caranya :
·
Mengenalkan huruf hidup a, I, u ,e, o
dan salah satu huruf mati.
·
Menguraikan kata unci menjadi suku kata
dan menguraikan suku kata menjadi huruf.
·
Merangkaikan huruf mati menjadi huruf
hidu sehingga akan terdpat suku kata yang baru.
·
Merangkaikan suku kata baru menjadi kata
baru dan memahami artinya
h. Metode
SAS (struktur analitik sintetik/struktur urai rangkai)
Metode SAS ini dilihat arti namaya dan
cara penyampainnya hamper sama dengan metode global. Bedanya jika metode global
dalam penguraiantidak begitu mementingkan perangkaian huruf menjadi kalimat.
Metode SAS mementingkan perangkaian sesudah penguraian. Caranya :
·
Mengenalkan sebuah gammbar
·
Mengenalkan satu kalaimat sesuai dengan
isi gamabar
·
Melafalkan kalimat sehingga paham
artinya.
·
Menguraikan kalimat menjadi kata
·
Menguraikan kata menjadi suku kata
·
Menguraikan kata menjadi huruf
·
Merangkai suku kata menjadi kata
·
Merangkai kata menjadi kalimat
i.
Metode Asosiasi
Huruf dan angka yang
diperkenalkan melalui metode ini dikaitkan dengan sesuatu yang lebih dikenal
oleh warga belajar cara penggunaannya :
·
Memulaibnetuk yang telah dikenal oleh
warga belajar
·
Memulai dengan bahasa yang telah
dikuasai warga belajar
·
Lafalkan huruf atau suku kata yang
diasosiasikan tersebut secara berulang-ulang oleh warga belajar.
·
Rangkaikan huruf-huruf atau suku kata
tersebut membentuk suku kata atau kata
·
Rangkaikan kata-kata tersebut menjadi
kalimat
·
Uraikan kalimat tersebut menjadi kata,
suku kata dan huruf
C. Strategi Pembelajaran Nilai-nilai
Karakter
1.
Pengertian
Strategi, Metode, Dan Teknik
Dalam dunia pendidikan, strategi
diartikan aplan,metode,or series of
ancivities desegned to particuar educational goal (David,1976). Maka strategi dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang serangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tuuan pendidikan tertentu.Dari rumusan tetsebut ada dua hal yang perlu
di perhatikan
1. Startegi
pembelajaran merupakan rencana tindak termasuk metode dan manfaat berbagai
sumber daya dalam pembelajaran.
2. Stategi
disusun untuk mencapaimtujuan tertentu.
Maka strategi pembelajaran itu kegiatan
pembelajaran harus dikerjakan baik dari pendidik maupun peserta didik agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien.
Dalam ber bai hal, strategi disamakan
sering dinamakan dengan metode padahal antara keduanya mempunyai perbedaan.
Strategi di megunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan kata lain strategi
adalah suatu rencana nujukan pada subuah perencanaan untuk mencapai sesuatu,
sedangkan metode adalah jalan atau
cara dalam mencapai sesuatu.
Disamping itu istila strategi dan metode
ada istila lain yaitu pendekatan (approach), teknik dan teknik
mengajar.Pendekatan diartikan sebagia titiktolak atau sudut pandang terhadap
proses pembelajaran. Pendekatan
mengandung makana tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum, sedangkan strategi dan metode menujuk sesuatu yang sudah khusus, maka
baik strategi maupun metode menujukan sesuatu yang sudah khusus, maka baik
strategi maupun metode dapat tergantung pada pendekatan tertentu.
Menurut
Roy Killen (1998) ada dua pendekatan
utama dalam pembelajaran , yaitu
pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered
approaches), yang menurutnkan
strategi pembelajaran langsung (student-
centered approaches), yang merumukan startegi pembelajaran induktif.
Tekni adalah acara yang dilakukan
seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Misalanya, cara berceramah yang
efektif dan efesien disiang hari dengan jumlah peserta didik yang banyak, tentu
berbeda dengan ceramah untuk peserta didik
yang jumlahnya lebih individual.
2.
Pinsip-prinsip
Penggunaan Strategi Pembelajaran
Permen
Diknas Nomor 19 Tahun 2005 mengatakan bahwa proses pembelajaran pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi, peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. Dari peraturan
pemerintah tersebut, tampak ada sejumlah prinsip dalam proses pembelajaran,
yaitu, sebagai berikut :
1. Interaktif
Prinsip
interaktif mengandung makna bahwa mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan
pengetahuan dari pendidik ke peserta didik, akan tetapi mengajar dianggap
sebagai peruses mengatur lingkungan yang dapat merangsang peserta didik untuk
dapat belajar. Dengan cara tersebut dimungkinkan kemampuan peserta didik akan
berkembang baik secara mental-spiritual, intelektual, emosional, sosial dan
fisik.
2. Inspiratif
Proses
pembelajaran dikatakan inspiratif jika proses pembelajaran memungkinkan peserta
didik untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Dalam proses pembelajaran pendidik
harus membuka berbagai peluang agar peserta didik dapat melakukan sesuatu yang
terkait dengan materi pembelajaran. Peserta didik dimotivasi untuk mengembangkan
inspirasinya sendiri, sehingga pengetahuan, keterampilan dan pengalamanya dapat
diberkembangkan sendiri lebih bermakna dan kontekstual.
3. Menyenangkan
Peruses
pembelajaran harus memungkinakan seluruh potensi peserta didik dapat
dikembangkan. Hal ini hanya mungkin terjadi jika proses pembelajaran disekolah
tidak menegangkan, tidak menakutkan, tetapi menyenangkan, mengembirakan bagi
peserta didik. Proses pembelajaran yang menyenangkan atau bermakna bisa
dilakukan pedidik dengan cara, pertama dengan menata ruangan yang apik dan menarik,
yitu memenuhi unsure kesehatan, seerti ventalasi cahaya dan lain-lain. Kedua pengelolaan pembelajran yang hidup dan
bervariasi, yaitu ddengan menggunakan media pembelajaran, model pembelajaran
dan sumber belajar yang relevan serta kontekstual.
4. Menantang
Proses
pembelajaran haruslah membuat peserta didik tertentang untuk mengembangkan
kemampuan berpikir, kemampuan keterampilan aplikatif dan keterampilan
bersosial. Kemampuan tersebut dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan rasa
ingin tahu dengan kegiatan mencoba-coba, berpikir secara intuitif dan analitis.
5. Motivasi
Motivasi
adalah daya dorong yang memungkinkan peserta didik unutk bertindak atau
melakukan sesuatu. Motivasi ini hanya muncul manakala peserta didik merasa membutuhkan.
Terkait dengan proses pembelajaran, pendidik amat berperan dalam menumbuhkan
motivasi belajar peserta didik, dengan jalan menunjukan pentingnya
pengalamandan materi pembelajaran bagi kehidupan sosial peserta didik di
kemudian hari
3.
Berbagi
Strategi Pembelajaran
1)
Pembelajaran
kontekstual
a. Konsep
dasar
Contexrtual
teaching and learning (ctl) adalah sesuatu strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik secara penuh untuk dapat
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan
nyata sehingga mendorong peserta didik unntuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan mereka (jhonson, 2002).
Menurut
zahorik 1995 ada 5 karakter penting yang harus diperhatikan dalam praktik
pembelajaran kontekstual :
1) Pembelajaran
merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge).
Artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah
dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh peserta didik
adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
2) Pemerolehan
pengetahuan baru (acquiring knowledge) dengan cara mempelajari dengan cara
mempelajari secara keseluruhan terlebih dahulu, kemudian memerhatikan
detailnya.
3) Pemahaman
pengetahuan (understanding knowledge) artinya pengetahuan yang diperoleh bukan
dihafal tetapi untuk difahami dan dihayati. Pengetahuan dikembangkan dengan
cara menyusun : (1) konsep sementara (hipotesis); (2) melakukan sharing
(berbagi) dengan orang lain agar dapat mendapat tanggpan (validasi) dan atas
dasar tanggapan itu; (3) konsep tersebut direvisi dan sikembangkan.
4) Mempraktikan
pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge) artinya pengetahuan
dan pengalaman yang diperoleh harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan peserta
didik, sehingga tampak perubahan pada tingkah laku peserta didik.
5) Melakukan
refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal
ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan
strategi.
b. Asas-asas
dalam CTL
CTL
sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki 7 asas yang disebut sebagai
komponen-komponen CTL. Ketujuh asas itu mencakup :
1) Konstruksivisme
(contrukcvism)
Merupakan landasan filosovis untuk
pendekatan CTL yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia (peserta didik)
sendiri secara bertahap, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas
(sempit).
2) Menemukan
(inquiry)
Inkuiri adalah proses pembelajaran yang
didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara
sistematis. Dengan demikian dalam proses perencanaan, pendidik bukanlah
mempersiapkan materi yang harus difahaminya, tetapi member kesempatan peserta
didik untuk menemukan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilannya.
Proses inkuiri
dapat dilakukan memalui beberapa langkah yaitu :
a) Merumuskan
masalah misalnya;
· Bagaimanakah
silsilah raja-raja majapahit (sejarah) ?
· Bagaimanakah
melukiskan suasana menikmati pemandangan alam di danau Toba (bahasa Indonesia)
?
b) Mengamati
atau observasi
· Membaca
buku atau sumber lain untuk mendapatkan informasi pendukung
· Mengamati
dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari sumber atau objek yang diamati
c) Menganalisis
dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, table, dan karya
lainya
· Peserta
didik membuat peta kota-kota besar sendiri
· Peserta
didik membuat paragraph deskripsi sendiri
d) Mengomunikasikan
atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, pendidik atau audien
yang lain
· Karya
peserta didik disampaikan kepada orang lain untuk mendapat masukkan
· Bertanya
jawab dengan teman
· Memunculkan
ide-ide baru
2)
Bertanya
(quesioning)
Bertanya
dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu, sedangkan
menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berfikir.
Dalam
proses pembelajaran kegiatan berguna :
a) Menggali
informasi baik administrasi maupun akademis
b) Mengecek
pemahaman peserta didik
c) Membangkitkan
respon kepada peserta didik
d) Mengetahui
sejauh mana keiingintahuan peserta didik
e) Mengetahui
hal-hal yang sudah diketahui perserta didik
f) Memfokuskan
perhatian peserta didik pada sesuatu yang dikehendaki pendidik
g) Untuk
membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari peserta didik
h) Untuk
menyegarkan kembali pengetahuan siswa
3)
Masyarakat
Belajar (learning community)
Dalam
CTL ditekankan bahwa hasil belajar diperoleh dari kerja sama dengan orang lain.
Kerjasama itu dapat dilakukan dalam berbagai bentuk baik dalam kelompok belajar
secara formal maupun dalam lingkungan yang terjadi secara alamiah.
Pelaksanaan
masyarakat belajar dikelas dapat diwujudkan dalam
·
Pembentukan kelompok kecil
·
Pembentukkan kelompok besar
·
Mendatangkan ahli ke kelas (tokoh
masyarakat, dokter, polisi, dan lain-lain)
·
Bekerja dengan kelas sederajat
·
Bekerja dengan masyarakat
4) Permodelan
(modeling)
Modeling
adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang
dapat ditiru oleh setiap peserta didik. Misalnya guru olahraga member contoh
menendang bola dengan baik, guru music member contoh menggunakan alat music.
Dengan begitu artinya, ada model yang bisa ditiru dan diamati peserta didik
sebelum mereka berlatih menemukan cara yang cocok bago dirinya.
5) Refleksi
(reflection)
Reefleksi
adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari, yang dilakukan
dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran
yang telah dilaluinya. Melalui proses refleksi pengalaman belajar akan
dimasukkan dalam struktur koknitif peserta didik yang pada akhirnya akan
menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya.
6) Penilaian
yang sebenarnya (authentic assessment)
Penilaian
adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa meberikan gambaran peserta
didik yang perlu diketahui agar bisa memastikan bahwa peserta didik mengalami
proses pembelajaran dengan benar
Hal-hal
yang bisa digunakan sebagai dasar menilai prestasi perserta didik
a) Proyek/kegiatan
dan laporan
b) Pr
c) Kuis
d) Karya
peserta didik
e) Presentasi
atau penampilan peserta didik
f) Demonstrasi
g) Laporan
h) Juranal
i)
Hasil tes tertulis
D.
Strategi
Pembelajaran Inkuiri (Wina, 2008)
a. Konsep
dasar
Strategi
pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
b. Prinsip-prinsip
SPI
1) Prinsip
interaksi
2) Prinsip
bertanya
3) Prinsip
keterbukaan
4) Prinsip
belajar untuk berfikir
5) Berorientasi
c. Langkah-langkah
SPI
1) Orientasi
2) Merumuskan
masalah
3) Mengajukan
hipotesis
4) Mengumpulkan
data
5) Menguji
hipotesis
6) Merumuskan
kesimpulan
d. Strategi
Pembelajaran Inkuir
Inkuri
merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan
berfikir peserta didik.inkuiri juga merupakan strtegi pembelajaran yang mampu
memberi pengalaman bagaimana caranya memecahkan persolan yang muncul dalam
masyarakat.
e. Keunggulan dan Kelemahan SPI
1)
Keunggulan
a)
Pembelajaran dapat lebih bermakna karena
SPI dapat mengembangkan ranah kognitif,ranah efektif dan ranah psikomotorik.
b)
Peserta didik dapat mengembangkan gaya
belajar sesuai dengan selera.
c)
Karena SPI menekankan segi pengalaman
maka akan berpengaruh besar pada perubahan tingkah laku peserta didik.
d)
Peserta didik yang mempunyai kemampuan
diatas rata-rata tidak tehambat oleh peserta didik yang lemah dalam belajarnya.
2)
Kelemahan
a)
Sulit mengontrol kegiatan dan
keberhasilan peserta didik
b)
Perencanaan pembelajaran SPI sulit
dilakukan karena terbentur pada kebiasaan belajar peserta didik
c)
Waktu pelaksanaan pembelajran sulit
dikontrol maka sulit disesuaikan dengan waktu yang dijadwalkan
d)
Selama kriteria keberhasilan belajar
ditentukan dengan kemampuan menguasai materi,maka SPI sulit diterapkan.
E. Strategi Pembelajaran
Berbasis Masalah (Wina, 2008)
a.
Konsep Dasar
Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) adalah strategi pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merumuskan dan memilih topik
masalah yang ingin dijawab terkait dengan materi pembelajaran tertentu.
b.
Hakikat Masalah
SPBM
masalah sifatnya terbuka,dalam arti jawaban belum pasti,setiap peserta didik
dapat mengembangkan berbagai kemungkinan jawaban tergantung dari permasalahan
yang dirumuskan peserta didik.
c. Tahapan
SPBM
Ada enam langkah yang perlu langkah yang perlu
ditempuh,yaitu:
1). Menyadari masalah
2). Merumuskan masalah
3). Merumuskan
hipotesis
4). Mengumpulkan data
5). Menguji hipotesis
6). Menentukan pilihan penyelesaian
d. Keunggulan
dan Kelemahan SPBM
1). Keunggulan
a) Pemecahan
masalah dapat meningkatkan aktivitas peserta didik
b) Pemecahan
masalah dapat membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan mereka dalam
memahami kehidupan nyata
c) Pemecahan
masalah dapat membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
baru
d) Pemecahan
masalah dapat menyadarkan peserta didik bahwa setiap pengetahuan pada dasarnya
merupakan cara berfikir bukan sekadar hafalan
e) Pemecahan
masalah dapat lebih menyenangkan dan bermakna dalam proses pembelajaran
f) Pemecahan
masalah dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis peserta didik
g) Pemecahan
masalah dapat memberi kesempatan peserta didik untuk menaplikasikan pengetahuan
yang mereka miliki dalam dunia nyata
h) Pemecahan
masalah dapat mengembangkan minat peserta ddik untuk terus-menerus belajar
i)
Pemecahan masalah merupakan teknik yang
bagus untuk memahami isi pelajaran dan menemukan pengetahuan yang baru.
2).Kelemahan
a) Pendidik
yang prlu waktu lebih lama untuk mempersiapkan pelajaran darpada cara-cara yang
tradisional
b) Tidak
mudah menumbuhkan minat peserta didik untuk mencari permasalahan dan
memecahkannya berdasarkan data di dalam lingkungan hidup mereka.
F. Strategi Pembelajaran Koopertif
(SPK)
a.
Konsep SPK
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian
kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dalam kelompok untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
b.Karakteristik
dan Prinsip SPK
1).
Karakteristik SPK
a).pembelajaran secara tim
b).Manajemen Kooperatif
c). Kerja Sama
d).Keterampilan Kerja Sama
2).
Prinsip SPK
a).Ketergantungan positif
b).tanggung jawab perorangan
c).Interkasi tatap muka
d).Partisipasi dan komunikasi
c.
Langkah-langkah pembelajaran SPK
1).Penjelasan materi
2).Belajar dalam kelompok
3).Penilaian
4).Pengakuan tim
d.Keunggulan dan Kelemahan SPK
1). Keunggulan
a) Peseta didik tidak terlalu
menggantungkandiri pada pendidik,meningkatkan kepercayaan diri dalam berpikir
b) Mengembangkan kemampuan mengungkapkan
gagasan sendiri dan membandingkn dengan
gagasan teman
c)
Belajar menghargai orang lain dan
menyadari keterbatasab diri
d)
Meningkatkan rasa tanggung jawab pribadi
e) Meningkatkan kemampuan memecahkan
permasalahan tanpa merasa takut membuat kesalahan
f)
Meningkatkan keterampilan
interaksi,meningkatkan motivasi untuk berprestasi
2).
Kelemahan
a) Semangat
belajar kelompok perlu waktu cukup lama untuk dipahami peserta didik sebagai
cara belajar yang efektif
b) Belajar
kelompok memang memberi manfaat dalam kehidupan keseharian,namun sebagian besar
aktivitas individual paling dominan dalam kehidupan nyata
c) Menumbuhkan
semangat saling pembelajaran (peerteaching) di kalangan peserta didik tidaklah
mudah.
G.
Strategi
Pembelajaran Ekspositiri (SPE)
a. Konsep
dan Prinsip Dasar SPE
1).Konsep SPE
SPE adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dengan maksud agar
peserta didik dapat menguasai materi pembelajaran secar optimal.
2). Prinsip SPE
§ Berorientasi
pada tujuan
§ Prinsip
komunikasi
§ Prinsip
kesiapan
§ Prinsip
berkelanjutan
b.Prosedur Pelaksanaan SPE
1).Rumuskan
tujuan yang ingin dicapai
2).
Kuasai materi pelajaran dengan baik
3).
Kenali medan yang terkait dengan proses penyampaian
c.Keunggulan dan Kelemahan SPE
1)
Keunggulan
a) Pendidik
dengan mudah mengontrol urutan dan keluasan materi pmbelajaran yang dikuasai peserta
didik.
b) Cukup
efektif untuk penguasaan materi cukup luas dengan waktu cukup terbatas
c) Dapat
digunakan untuk jumlah peserta didik yang cukup besar dan ruangan cukup luas
2) Kelemahan
a) Cocok
untuk peserta didik yang mempunyai kemampuan mendengar dan menyimak cukup baik
b) Tidak
dapat melayani perbedaan individu yang amat heterogen
c) Karena
leboh banyak ceramah,maka kemampuan sosialisasi,hubungan interpersonal dan
kemampuan berfikir kurang dikembangkan
d) Gaya
komunikasi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah maka kesempatan untuk
mengontrol pemahaman peserta didik sangat terbatas.
H.
Metode
Pembelajaran Untuk Individu Dan Kelompok
Metode
adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan.
Ini berlaku baik guru (metode mengajar), maupun bagi murid (metode belajar). Semakin baik metode yang
dipakai semakin efektif pencapaian tujuan.
1. Metode
Problem Solving (pemecahan Masalah).
a. Pengertian
Metode ini dikembangkan
oleh John Dewey (1913) untuk selanjutkan nanti akan melahirkan metode inkuiri
dan penemuan karena tampaknya ketiga metode ini mengacu pada suatu proses yang
sukar dipisahkan satu sama lain. Titik berat metode ini terletak pada pemecahan
masalah secara rasional,logis,benar dan tepat dengan penentuan alternatif yang
berguna.
b. Manfaatnya
1). Siswa memperoleh pengalaman proses
dalam menarik kesimpulan.
2). Siswa menjadi aktif.
3). Siswa meningkatkan keterampilan
berpikir logis/ilmiah.
4).Mengembangkan sikap
dan keterampilan siswa untuk mampu memecahkan masalah, mengambil keputusan yang
obyektif.
5). Membina dan
mengembangkan sikap ingin tahu siswa.
c. Langkah-langkah
penggunaannya
1). Menentukan permasalahan sebagai
topik.
2). Merumuskan TIK.
3). Merumuskan langkah-langkah pemecahan
masalah.
4). Menetukan kriteria pemecahan masalah
yang terbaik.
d. Pelaksanaan
1). Menjelaskan TIK kepada siswa.
2). Menjelaskan pelaksanaan pemecahan
masalah.
3). Kegiatan pemecahan masalah.
2.
Metode Inkuiri dan Discovery.
Inquiry
(inkuiri) dan Discovery (penemuan) pada dasarnya merupakan dua metode yang saling
berkaitan. Bahkan diatas telah dikemukakan erat pula hubungan dengan metode
problem solving (pemecahan masalah) sebab dari sanalah ide pengembangannya.
Inkuiri
artinya penyelidikan sedang discovery artinya penemuan. Dengan melalui
penyelidikan siswa akhirnya dapat memperoleh suatu penemuan. Karena itu kedua
metode ini dilaksanakan secara seiring sejalan. Dalam inkuri siswa dihadapkan
pada suatu masalah kemudian diminta untuk “mencari jawabanya serta
kesimpulanya”.
a. Tujuan
dan Manfaat
1).Mengembangkan sikap,
keterampilan, kepercayaan siswa dalam
memutuskan sesuatu secara tepat dan obyektif.
2).Mengembangkan
kemampuan berpikir agar lebih tanggap, cermat dan melatih daya nalar (kritis,
analitis dan logis).
3).Membina dan
mengembangkan sikap ingin lebih tahu (curiocity).
4).Mengungkapkan aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik.
b. Langkah-langkah
inkuiri dan Discovery menurut Richart Suchman, adalah sebagai berikut
1. Identifikasi
kebutuhan siswa.
2. Seleksi
pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian,konsep dan generalisasi yang
akan dipelajari.
3. Seleksi
bahan dan pronlema atau tugas-tugas.
4. Membantu
memperjelas:
-
Tugas/problem yang aka dipelajari.
-
Peranan masing-masing siswa.
5. Menyiapkan
alat-alat yang diperlukan.
6. Mencek
pemahaman siswa akan tugas dan masalah yang akan dipecahkan (sekali lagi) serta
tugas-tugasnya.
7. Memberi
kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan.
8. Membantu
siswa dengan informasi data jika diperlukan.
9. Memimpin
siswa menganalisis sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi
proses.
10. Merangsang
terjadinya interaksi antar siswa.
11. Memuji
dan membesarkan hati siswa yang tergiat dalam proses penemuan.
12. Membantu
siswa merumuskan prinsip dan generalisasi atas hasil temuan.
3.
Metode Diskusi
a. Pengertian
Metode diskusi adalah
suatu penyajian bahan pelajaran dengan cara siswa membahas, bertukat pendapat
mengenai topik tertentu untuk memperoleh suatu kesepakatan atau kesimpulan.
b. Tujuan
dan Manfaatnya
1. Tujuannya
untuk mengaktifkan siswa dalam KBM dengan cara membahas dan memecahkan masalah
tertentu.
2. Manfaatnya:
a. Untuk
menimbulkan dan membina sikap dan perbuatan demokrasi siswa.
b. Menumbuhkan
dan mengembangkan sikap/cara berpikir logis,analitis,dan kritis.
c. Memupuk
kerjasama,toleransi dan rasa sosial.
d. Membina
kemampuan mengemukakan pendapat dengan bahasa yang baik dan benar.
c. Langkah-langkah
metode diskusi
a. Persiapan
-
Menentukan topik diskusi.
-
Merumuskan TIK
-
Membagi kelas menjadi kelompok.
- Merumuskan butir-butir
pengarahan,petunjuk dan antisipasi tindakan untuk kelancaran diskusi.
b. Pelaksanaan
-
Menjelaskan TIK yang akan dicapai.
-
Mengkomunikasikan topik diskusi.
-
Memberi pengarahan diskusi.
-
Memilih/menetapkan pimpinan diskusi,
sekretaris dan atau pelopor.
- Kelompok melaksanakan diskusi. Guru
berkeliling mendatangi tiap kelompok untuk menjaga atau membantu kegiatan
diskusi (misalnya mengarahkan anggota kelompok,membantu meluruskan
pertanyaan/jawaban anggota kelompok,dan alin-lain).
- Kelompok melaporkan hasil kemudian
ditanggapi oleh kelompok lain. Bila perlu kelompok lain dapat membantu
memberikan jawaban.
- Hasil diskusi seluruh
kelompok,dituliskan dalam laporan.
- Laporan hasil diskusi disampaikan kepada
guru oleh pimpinan diskusi atau pelapor.
4. Metode
Tanya-Jawab
Metode
tanya jawab adalah cara menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari
guru yang harus dijawab siswa atau sebaliknya,baik secara lisan maupun tulisan.
a. Tujuan
dan manfaatnya
1) Untuk
mengetahui penguasaan bahan pelajaran dalam ingatan, pengungkapan perasaan dan
sikap siswa.
2) Untuk
mengatahui jalan berfikir siswa secara sistematis, logis, dan menuju pemecahan
masalah.
3) Untuk
memberi tekanan perhatian pada bagian-bagian penting dari materi pelajaran.
4) Untuk
memperkuat korelasi antara pertanyaan dengan jawabanya.
5) Membiasakan
siswa mengenal bentuk dan jenis pertanyaan serta jawaban yang benar/tepat dalam
rangka kelanjutan belajarnya.
b. Manfaat
1. Dapat
membangkitkan minat dan motivasi karena minat dan motivasi penting artinya
dalam belajar siswa.
2. Pertanyaan
ingatan (yang bersifat pengungkapan kembali) dapat memperkuat asosiasi antara
pertanyaan dengan jawaban.
3. Pertanyaan
pikiran yang meminta jawaban yang harus dipikirkan,
menafsirkan,menganalisis,dan menarik kesimpulan dapat mengembangkan pola
berpikir logis dan sistematis.
4. Pertanyaan
dapat mengurangi proses lupa.
5. Jawaban
yang salah dapat segera dikoreksi.
6. Pertanyaan,
dapat merangsang siswa berpikir dan memusatkan perhatian pada pokok masalah
yang dipertanyakan.
7. Pertanyaan
dapat membangkitkan hasrat melakukan penyelidikan yang mengarahkan siswa
berfikir ilmiah.
c. Langkah-langkah
1. Persiapan
-
Menentukan topik.
-
Merumuskan tujuan(TIK).
-
Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang
tepat sesuai dengan TIK.
-
Mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan
yang mungkin diajukan siswa.
2. Pelaksanaan
- Menjelaskan TIK yang akan dicapai.
- Mengkomunikasikan penggunaan metode
tanya jawab (murid tidak hanya bertanya tetapi juga menjawab pertanyaan guru
atau siswa yang lain).
-
Guru memberikan permasalahan sebagai
bahan apersepsi.
-
Guru mengajukan pertanyaan kepada
seluruh kelas.
- Guru memberikan limit waktu yang cukup
untuk siswa menyusun/memikirkan jawaban yang siitematis.
-
Memelihara ketenangan suasana tanya
jawab.
-
Guru mengusahakan pemerataan giliran
bertanya.
5.
Metode Kerja Kelompok
Aspek-aspek
yang perlu diperhatikan dalam metode kerja kelompok,adalah :
a. Tujuan
Harus jelas bagi setiap
kelompok beserta anggota-anggotanya. Anggota kelompok harus tahu dengan jelas”
apa” yang harus dikerjakan,”bagaimana” menjalankannya serta”siapa” yang
bertugas mengerjakannya. Karena itu sebelum kerja kelompok dimulai harus
didahului dengan diskusi.
b. Interaksi
Dalam kerja kelompok
ada tugas yang harus diselesaikan secara bersama-sama hingga diperlukan”
pembagian kerja”. Untuk ini agar interaksi antar anggota dapat berjalan dengan
baik dan lancar,peranan” komunikasi” dalam anggota kelompok besar artinya.
Hasil kerja kelompok dengan iklim emosional dalam kelompok akhirnya merupakan
aspek yang saling berkaitan satu sama lain.
c. Langakah-langkah
1. Persiapan
-
Merumuskan topik
-
Merumuskan TIK
-
Merumuskan langkah-langkah kerja
kelompok
-
Merumuskan kriteria kerja kelompok
2. Pelaksanaan
-
Menjelaskan TIK yang akan dicapai kepada
kelompok.
-
Menjelaskan langkah-langkah yang akan
ditempuh dalam kerja kelompok serta kriteria hasil kerja kelompok.
-
Menjelaskan permasalahan-permasalahan
menyangkut materi tugas kelompok.
-
Memberi kesempatan kepada siswa yang
seluas-luasnya untuk menanyakan hal yang belum jelas baik tentang kegiatan
maupun materi kerja kelompok,setelah terlebih dahulu kelompok memperoleh
pembagian tugas
6.
Metode Demonstrasi dan Eksperimen.
Demontrasi
berarti pertunjukan,pelaksanaan demontrasi sering dikuti oleh eksperimen.
Eksperimen yakni percobaan tentang sesuatu. Setiap siswa melakukan pekerjaan
dan mencoba sendiri-sendiri.
a. Langkah-langkah
Demontrasi dan Eksperimen.
1. Langkah
umum
·
Rumuskan tujuan
·
Persiapkan semua peralatan yang
diperlukan.
·
Periksa apakah peralatan berfungsi atau
tidak.
·
Tetapkan langkah pelaksanaan agar
efisien
·
Perhitungkan/tetapkan alokasi waktu yang
dibutuhkan.
2. Langkah-langkah
Demontrasi
·
Mengatur tata ruang yang memungkinkan
seluruh siswa dapat memperhatikan pelaksanaan demontrasi.
·
Menentapkan kegiatan selama pelaksanaan
demontrasi seperti:
a) Penjelasan
agar siswa memperoleh pemahaman yang luas.
b) Pemberian
kesempatan bertanya pada siswa.
c) Penguasaan
siswa untuk membuat catatan tertentu
3. Langkah-langkah
Ekperimen
·
Memberi penjelasan secukupnya tentang
hal-hal yang akan dilakukan dalam ekperimen
·
Membicarakan dengan siswa tentang
langkah-langkah yang akan ditempuh,bahan-bahan yng diperlukan,variabel yang
perlu diamati dan hal yang perlu dicatat.
·
Menetapkan lngkah-langkah pokok sebagai
kerangkan acuan bagi siswa dalam berekperimen.
·
Menetapkan tindak lanjut dari
eksperimen.
7.
Metode Ceramah Bervariasi
Ceramah,
merupakan cara penyajian bahan pelajaran malalui penuturan (penjelasan lisan).
Ceramah bervariasi, adalah ceramah yang disertai berbagai metode pengajaran
lainnya seperti tanya jawab, diskusi pemberian tugas dan sebagainya.
a. Penggunaan
metode ceramah
·
Menyampaikan informasi
·
Bahan/materi yang diceramahkan langka
·
Membangkitkan minat
·
Bahan-bahan pelajaran yang cukup untuk
diingat sementara
·
Memberi pengantar atau
pentunjuk-petunjuk ke kegiatan lain (sebagai kegiatan awal/pendahuluan.
b. Langkah-langkah
metode ceramah
·
Menjelaskan TIK yang akan dicapai.
·
Menjelaskan cara pelaksanaan ceramah
bervariasi(dalam hal iini ceramah disertai dengan tanya jawab,diskusi kelompok
kecil dan ditutup dengan laporan kelas).
·
Membagaikan materi ceramah
·
Menyajikan materi
·
Tanya
jawab
·
Mengkomunikasikan hal-hal yang akan
didiskusikan serta waktu yang disediakan untuk berdiskusi.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-tabany, Trianto Ibnu Badar.
(2015). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA
& Anak kelas Awal SD/MI Implemenasi Kurukulum 2013. Jakarta. Prenadamedia
Group.
Mohammad Azhar,
(1991) proses belajarmengajar cara CBSA Surabaya : Usaha nasional
Sujarwo. M.Pd.
Dr. Konsep Dasar Pendidikan Keaksaraan Fungsional. http://staff.uny.ac.id/dosen/dr-sujarwo-mpd` dilihat pada tanggal 4 maret 2017
Sutarjo Adisusilo. (2014). Pembelajaran Nilai-nilai
Karakter: Konstruktivisme dan VCT Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif.
Jakarta. PT. RajaGrafindo
Persada