Selasa, 27 Maret 2018

Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya adalah proses komunikasi yang didalamnya mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nilai dan ketrampilan-ketrampilan, didalam dan di luar sekolah yang berlangsung sepanjang hayat, dari generasi ke generasi (Dwi Siswoyo, 2008: 25). Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa hampir dari seluruh kegiatan manusia yang bersifat positif dapat dianggap bahwa mereka telah melakukan proses pendidikan. Tujuan pendidikan secara luas antara lain adalah untuk meningkatkan kecerdasan, membentuk manusia yang berkualitas, terampil, mandiri, inovatif, dan dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Oleh karena itu, pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk dapat melangsungkan kehidupan sebagai makhluk individu, sosial dan beragama. Di sinilah peran lembaga pendidikan baik formal maupun non formal untuk membantu masyarakat dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang telah disampaikan di atas, melalui pendidikan sepanjang hayat manusia diharapkan mampu menjadi manusia yang terdidik.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Pengertian Pendidikan Sepanjang Hayat
2. Konsep Belajar Pendidikan Sepanjang Hayat
3. Tahap Proses Belajar Pendidikan Sepanjang Hayat
4. Faktor yang mendukung Proses Belajar

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Pengertian Pendidikan Sepanjang Hayat
2. Konsep Belajar Pendidikan Sepanjang Hayat
3. Apa saja Tahap-tahap Proses Belajar Pendidikan Sepanjang Hayat
4. Faktor yang mendukung Proses Belajar
BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan  sepanjang hayat (life long education) adalah sebuah sistem pendidikan yang dilakukan oleh manusia ketika lahir sampai meninggal dunia. Pendidikan sepanjang hayat merupakan fenomena yang sudah tidak asing lagi. Dimana tahap-tahap pelaksanaannya adalah harus ada : motivasi, perhatian dan pelajaran, menerima dan mengingat, reproduksi, generalisasi, menerapkan apa yang telah diajarkan serta umpan balik. Dimana pendidikan sepanjang hayat ini juga akan mampu membentuk kemandirian dari seseorang, salah satunya dengan pendidikan non formal, yang mampu membangkitkan daya pikir, berbuat positif dari, oleh dan untuk dirinya sendiri serta lingkungan. Dalam upaya memajukan pendidikan di Indonesia UNESCO mengeluarkan empat pilar yang dapat menopang pendidikan yang ada di Indonesia ini. Keempat pilar tersebut adalah learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together. Dimana Untuk mengimplementasikan “learning to know” (belajar untuk mengetahui), Guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai fasilitator. Di samping itu guru dituntut untuk dapat berperan ganda sebagai kawan berdialog bagi siswanya dalam rangka mengembangkan penguasaan pengetahuan siswa.
Dengan kemampuan dan sikap manusia Indonesia yang demikian maka pada gilirannya akan menjadikan masyarakat Indonesia masyarakat yang bermartabat di mata masyarakat dunia. Mengarah ke point ketiga, “Learning To Be” belajar untuk menjadi seseorang. Hal ini sangat berkaitan dengan bakat dan minat yang dimiliki seseorang. Jika seseorang memiliki bakat yang lebih, dalam suatu bidang tidak akan mampu berkembang apabila tanpa ada dukungan dan fasilitas baik dari guru itu sendiri dan pengaruh lingkungan luar. Ini dimaksudkan agar seorang siswa mampu mewujudkan dan mengembangkan bakatnya sesuai dengan harapannya. Jadi tanpa peranan guru sebagai fasilitator maka pilar ketiga yang dicetuskan UNESCO tidak akan terlaksana dengan baik. Begitu juga dengan poin yang keempat “Learning to Live Together” belajar untuk menjalani kehidupan bersama. Maksud dari point keempat ini adalah bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang aman tentram, dan saling menghargai antar agama, suku, ras, dan budaya dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini toleransi antar sesama manusia sangat diperlukan, karena umat manusia itu ditakdirkan untuk menjalani kehidupan bersama-sama dan tidak dapat menjalani kehidupan itu sendiri.
1.     Prinsip Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan sepanjang hayat, sebagaimana dijelaskan oleh UNESCO Institute for Education (1979),  memberikan arahan supaya pendidikan dikembangkan  di atas prinsip-prinsip pendidikan sebagai berikut :
1. Pendidikan hanya berakhir apabila manusia telah meninggalkan dunia fana ini.
2. Pendidikan sepanjang hayat merupakan motivasi yang kuta bagi peserta didik untuk merencanakan dan melakukan kegiatan belajar secara tertata.
3. Kegiatan belajar ditujukkan untuk memperoleh, memperbaharui, dan atau miningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah dimiliki dan yang mau atau tidak mauh harus dimiliki oleh siswa.
4. Pendidikan memiliki tujuan-tujuan berangkat dalam memenuhi kebutuhan belajar dan dalam mengembangkan kepuasan diri setiap insan yanglakukan kegiatan belajar.
5. Perolehan pendidikan merupakan prasyarat bagi perkembangan kehidupan manusia, baik untuk memotivasi diri maupun untuk meningkatkan kemampuannya, agar manusia selalu melakukan kegiatan belajar guna memenuhi kebutuhan hidupnya..
6. Pendidikan nonformal mengakui keberadaan dan pengtingnya pendidikan formal serta dapat menerima pengaruh dair pendidikan formal karena kehadirannya kedua jalur pendidikan ini untuk saling melengkapi dan saling mendukung antara satu dengan yang lainnya.
2.    Dimensi Pendidikan Sepanjang Hayat
Belajar sepanjang hayat adalah suatu proses yang terus menerus untuk setiap orang dengan menambah dan menyesuaikan pengetahuan dan keterampilannya, serta pertimbangan dan kemampuan untuk tindakannya.  Hal itu harus mamampukan manusia untuk menjadi sadar akan diri sendiri dan lingkunganya, dan untuk memainkan peranan sosial dalam pekerjaan dan dalam lingkungan masyarakat. Pengetahuan, keterampilan kerja, pemahaman baaimana hidup dengan orang lain, dan keterampilan-keterampilan hidup, merupakan empat aspek yang terkait sangat erat dari kenyataan yang sama.
Pendidikan sepanjang hayat juga untuk menbangunkan kerjaya seseorang bagi meningkatkan produktiviti individu,organisasi tempat kerja dan negara.Hal in bermakna proses pembelajaran itu akan berakhir apabila seseorang itu meninggalkan alam persekolah,sebalik proses tersebut berterusan sepanjang hayat. Mengikut kajian UNESCO,kemajuan yang dicapai oleh negara-negara membangun ialah hasil daripada perancangan strategik pembangunan sumber manusia.Perancangan ini memberi peluang kepada seluruh anggota masyarakat untuk mendapat pendidikan dan pembelajaran sepanjang hayat.Pada pertengahan tahun 1990-an Pertubuhan Bangsa-bangsa Bersatu melalui UNESCO telah melancarkan program bagi meningkat kesedaran membangun.Pertubuhan Bangsa-bangsa Bersatu pada masa ini talah mengiktiraf pendidikan sepanjang hayat sebagai kunci kepada pembangunan sumber maunsia.
Menyedari hakikat tentang pentingnya pendidikan sepanjang hayat bagi memakmurkan dan memajukan negara,kerajaan malaysia telah mengambil beberapa tindakan proaktif.Antaranya,menggubal beberapa dasardan meetakkan kompenen pendidikan sepanjang hayat sebagai terus utama dalam perancangan pembangunan negara.Sebagai contoh,Rangka Rancangan jangka panjang ketiga(RRJP3)bagi tempoh 2001-2010 dan Dasar Wawasan Negera(DWN)adalah antara rangka pembangunan negara jangka panjang bagi menghadapi cabaran globalisasi.Rangka rancangan pembamgunan negara yang dirancang begitu teliti dan sistematik ini telah berjaya melahirkan modal insan yang berkualiti,berprgetahuan,berkemahiran dan bertaraf dunia.

B.  Konsep Belajar Pendidikan Sepanjang Hayat
Belajar sepanjang hayat adalah suatu konsep tentang belajar terus menerus dan berkesinambungan (continuing-learning) dari buaian sampai akhir hayat, sejalan dengan fase-fase perkembangan pada manusia. Oleh karena setiap fase perkembangan pada masing-masing individu harus dilalui dengan belajar agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembanganya, maka belajar itu dimulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa dan bahkan masa tua. Bertolak dari fase-fase perkembangan seperti dikemukakan Havinghurst, berimplikasi kepada keharusan untuk belajar secara terus menerus sepanjang hayat dan memberi kemudahan kepada para perancang pendidikan pada setiap jenjang pendidikan untuk :
1.  Menentukan arah pendidikan.
2. Menentukan metode atau model belajar anak-anak agar mereka mampu menyelesaikan tugas perkembangannya.
3. Menyiapkan materi pembelajaran yang tepat.
4. Menyiapkan pengalaman belajar yang cocok dengan tugas perkembangan itu.
Dalam hubungannya dengan belajar sepanjang hayat, akan dikemukakan tugas-tugas perkembangan masa dewasa awal, masa setengah baya dan orang tua, untuk memberikan pengalaman belajar yang sesuai dalam rangka belajar sepanjang hayat.
        Tugas perkembangan tersebut adalah:
a.  Tugas perkembangan masa dewasa awal: Memilih pasangan hidup, bertanggung jawab sebagai warga Negara, dan berupaya mendapatkan kelompok social yang tepat serta menarik.
b.  Tugas perkembangan masa setengah baya: Bertanggung jawab social dan menjadi warga Negara yang baik, mengisi waktu senggang dengan kegiatan-kegiatan tertentu, menyesuaikan diri dengan perubahan fisik dan pertambahan umur.
c.   Tugas perkembangan orang tua: Menyesuaikan din dengan menurunnya kekuatan fisik, kesehatan dan pendapatan. Menyesuaikan diri dengan keadaan sebagai janda, duda, memenuhi kewajiban sosial sebagai seorang warga Negara yang baik dan membangun kehidupan fisik yang memuaskan.
             Tugas-tugas perkembangan itu nampaknya disiapkan untuk belajar sepanjang hayat, yang dapat dilihat dari adanya tugas perkembangan untuk orang dewasa, setengah baya dan untuk masa tua. Tugas perkembangan ini juga amat berguna bagi pendidikan luar sekolah, di rumah dalam kehidupan rumah tangga maupun di lembaga-lembaga pendidikan yang ada di masyarakat, seperti kursus-kursus, perkumpulan sodial, agama, persatuan para lanjut usia dan sebagainya.
Tujuan Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat
Seperti yang telah dikemukakan Havinghurst, berimplikasi kepada keharusan untuk belajar secara terus menerus sepanjang hayat dan memberi kemudahan kepada para perancang pendidikan pada setiap jenjang pendidikan untuk:
a.   Menentukan arah pendidikan,
b.  Menentukan metode atau model belajar anak-anak agar mereka mampu menyelesaikan tugas perkembangannya,
c.   Menyiapkan materi pembelajaran yang tepat,
d.  Menyiapkan pengalaman belajar yang cocok dengan tugas perkembangan itu.

C.   Tahap Proses Belajar Pendidikan Sepanjang Hayat
Belajar sepanjang hayat adalah suatu konsep, suatu idea, gagasan pokok dalam konsep ini ialah bahwa belajar itu tidak hanya berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan formal seseorang masih dapat memperoleh pengetahuan kalau ia mau, setelah ia selesai mengikuti pendidikan di suatu lembaga pendidikan formal. Ditekankan pula bahwa belajar dalam arti sebenarnya adalah sesuatu yang berlangsung sepanjang kehidupan seseorang. Bedasarkan idea tersebut konsep belajar sepanjang hayat sering pula dikatakan sebagai belajar berkesinambungan (continuing learning). Dengan terus menerus belajar, seseorang tidak akan ketinggalan zaman dan dapat memperbaharui pengetahuannya, terutama bagi mereka yang sudah berusia lanjut. Dengan pengetahuan yang selalu diperbaharui ini, mereka tidak akan terasing dan generasi muda, mereka tidak akan menjadi snile atau pikun secara dini, dan tetap dapat memberikan sumbangannya bagi kehidupan di lingkungannya.
Tahapan belajar manusia pada dasarnya terdiri dari dua bagian. Bagian yang pertama ialah proses belajar yang tidak dapat dilihat oleh panca indera, karena proses belajar terjadi dalam pikiran seseorang yang sedang melakukan kegiatan belajar. Proses ini sering disebut dengan proses intern. Bagian yang kedua disebut proses belajar ekstern, proses ini dapat menunjukkan apakah dalam diri seseorang telah terjadi proses belajar yang ditandai dengan adanya perubahan ke arah yang lebih baik.
Menurut Suprijanto (2007) proses belajar yang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar berlangsung melalui enam tahapan yaitu :
a.    Motivasi
Yang dimaksud motivasi di sini adalah keinginan untuk mencapai suatu hal. Apabila dalam diri peserta didik tidak ada minat untuk belajar, tentu saja proses belajar tidak akan berjalan dengan baik. Jika demikian halnya, pendidik harus menumbuhkan minat belajar tersebut dengan berbagai cara, antara lain dengan menjelaskan pentingnya pelajaran dan mengapa materi itu perlu dipelajari.
b.    Perhatian pada Pelajaran
Peserta didik harus dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran. Apabila hal itu tidak terjadi maka proses belajar akan mengalami hambatan. Perhatian peserta ini sangat tergantung pada pembimbing.
c.    Menerima dan Mengingat
Setelah memperhatikan pelajaran, seorang peserta didik akan mengerti dan menerima serta menyimpan dalam pikirannya. Tahap menerima dan mengingat ini harus terjadi pada diri orang yang sedang belajar. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan dan pengingatan ini, seperti struktur, makna, pengulangan pelajaran , dan interverensi.
d.    Reproduksi
Dalam proses belajar, seseorang tidak hanya harus menerima dan mengingat informasi baru saja, tetapi ia juga harus dapat menemukan kembali apa-apa yang pernah dia terima. Agar peserta didik mampu melakukan reproduksi, pendidik perlu menyajikan pengajarannya dengan cara yang mengesankan.
e.    Generalisasi
Pada tahap generalisasi ini, peserta didik harus mampu menerapkan hal yang telah dipelajari di tempat lain dan dalam ruang lingkup yang lebih luas. Generalisasi juga dapat diartikan penerapan hal yang telah dipelajari dari situasi yang satu ke situasi yang lain.
f.     Menerapkan Apa yang Telah Diajarkan serta Umpan Balik
Dalam tahap ini, peserta didik harus sudah memahami dan dapat menerapkan apa yang telah diajarkan. Untuk meyakinkan bahwa peserta didik telah benar-benar memahami, maka pembimbing dapat memberikan tugas atau tes yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Tes yang diberikan pun dapat berupa tes tertulis maupun lisan. Selanjutnya, pendidik berkewajiban memberikan umpan balik berupa penjelasan mana yang benar dan mana yang salah. Dengan umpan balik seperti itu, peserta didik dapat mengetahui seberapa ia memahami apa yang diajarkan dan dapat mengoreksi dirinya sendiri.

D. Faktor yang mendukung Proses Belajar
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar bagi peserta didik, dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

A. Faktor Internal
            Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.

1.   Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar, merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia.
2.   Faktor Psikologis
Faktor –faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat.
a. Kecerdasan /Intelegensia Siswa
            Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi intelegensia seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat intelegensia individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar.
b. Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang.
c.   Minat
Minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dihadapinya atau dipelajarinya.
d.   Sikap
            Dalam proses belajar, sikap individu dapat mempengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang mendimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relative tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebaginya, baik secara positif maupun negative (Syah, 2003).
e.   Bakat
Faktor psikologis lain yang mempengaruhi proses belajar adalah bakat. Slavin (1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimilki seorang siswa untuk belajar. Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.


B. Faktor-faktor Eksogen/Eksternal
1.   Lingkungan Sosial
a. Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa.
b. Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa.
c. Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
2.   Lingkungan non sosial.
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non-sosial adalah :
a. Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor- faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa.
b. Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa.

BAB III PENUTUP

A.   Kesimpulan
1.    Pengertian Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan  sepanjang hayat (life long education) adalah sebuah sistem pendidikan yang dilakukan oleh manusia ketika lahir sampai meninggal dunia. Pendidikan sepanjang hayat merupakan fenomena yang sudah tidak asing lagi. Dimana tahap-tahap pelaksanaannya adalah harus ada : motivasi, perhatian dan pelajaran, menerima dan mengingat, reproduksi, generalisasi, menerapkan apa yang telah diajarkan serta umpan balik.
2.    Tahap Proses Belajar Pendidikan Sepanjang Hayat
Belajar sepanjang hayat adalah suatu konsep, suatu idea, gagasan pokok dalam konsep ini ialah bahwa belajar itu tidak hanya berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan formal seseorang masih dapat memperoleh pengetahuan kalau ia mau, setelah ia selesai mengikuti pendidikan di suatu lembaga pendidikan formal. Ditekankan pula bahwa belajar dalam arti sebenarnya adalah sesuatu yang berlangsung sepanjang kehidupan seseorang.
3.    Konsep Belajar Pendidikan Sepanjang Hayat
Konsep belajar sepanjang hayat adalah suatu idea atau gagasan yang manyatakan bahwa belajar dalam arti sebenarnya adalah sesuatu yang berlangsung secara terus-menerus sepanjang kehidupan, hal ini sesuai dengan tinjauan psikologis yang menjelaskan bahwa pada setiap fase perkembangan, setiap individu perlu belajar agar dapat melaksanakan tugas-tugas pada setiap fase perkembangan tersebut.
4.    Faktor yang mendukung Proses Belajar
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar bagi peserta didik, dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

B.   Saran
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.



DAFTAR PUSTAKA


1. Sudjana S., H. Djudju, SPd., M. Ed., PhD. Pendidikan Luar Sekolah (wawasan, sejarah
    perkembangan,falsafah & teori pendukung, serta asas), Bandung, 1422H-2001M


2. Lengarand Paul. Pengantar Pendidikan Sepanjang Hayat. PT. GUNUNG AGUNG - JAKARTA 1984


Rabu, 20 Desember 2017

Strategi Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

         A.    Strategi Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

1.      Pengertian Strategi Pembelajaran
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1998: 203) ada beberapa pengertian dari strategi yakni : (1) ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai, (2) rencana yang cermat mengenai kegiatan khusus, sedangkan metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud.
Pada skala praksis, pada awalanya, istilah “strategi” dikenal dalam dunia militeer terutama terkait dengan perang, yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Namun demikian, makna itu telah meluas tidak hanya dalam kondisi perang tetapi juga damai, dan dalam berbagai bidang antara lain ekonomi, sosial, dan pendidikan. Dalam konteks ini, istilah strategi digunakan dengan tujuan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan.
Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartiakan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular education goal (J.R. David, 1976). Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam hal ini, adalah tujuan pembelajaran :
Soedjadi (1999: 101) menyatakan :
Strategi pembelajaran adalah suautu siasat melakukan kegiatan pembelajaran yang bertujuan mengubah suatu keadaan pembelajaran kini menjadi keadaan pembelajaran yang diharapkan untuk mengubah keadaan itu dapat ditempuh dengan berbagai pendekatan pembelajaran, lebih lanjut soedjadi menyebutan bahwa dalam suatu pendekatan dapat dilakukan lebih dari satu metode dan dalam suatu metode dapat dilakukan lebih dari suatu teknik. Secara sederhana dapat dirunut sebagai rangkaian teknik → metode → pendekatan → strategi.
Strategi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai :
Suatu rencana kegiatan pembelajaran yang rancang secara saksama sesuai dengan tuntutan kurukulum sekolah untuk mencapai hasil belajar siswa yang optimal, dengan memilih pendekatan, metode, media, dan keteramppilan tertentu misalnya membelajarakan, bertanya, dan berkomunikasi. Secara ringkas strategi pembelajaran merupkan cara pandang dan pola piker guru agar siswa mampu belajar. Factor-faktor yang harus menjadi pertimbangan dalam menyusun sterategi pembelajaran yakni : (1) mengaktifkan siswa, dalam bentuk tugas kelompok, melakukan curah pendapat dalam proses pembelajaran dalam melakukan Tanya jawab terbuka; (2) membanguan peta konssep sistematika materi bahan ajar); (3) mengfaali informasi dari berbagai media; dan (4) membandingkan dan mensintesiskan informasi. (Depdiknas, 2008).
Menurut Newman dan Mogan Strategi dasar setiap usaha meliputi empat masalah masing-masing sebagai berikut :
1.      Pengidentifikasian dan penetapan spesifikasi dan kualifikasi hasil yang harus dicapai dan menjadi sasaran usaha tersebut dengan mempertimbangan aspirasi masyarakat yang memerlukannya.
2.      Pertimbangan dan pemillihan pendekatan utama yang ampuh untuk mencapai sasaran.
3.      Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak awal sampai akhir.
4.      Pertimbangan dan penetapan tolok ukur dan ukuran baku yang akan digunakan menilai keberhasilan usaha yang dilakukan.

2.      Tipologi Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh seorang instruktur, guru, widyaiswara dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada tiga tipologi strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni :
a.       Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
Bunderson dan Meril (1977) menyatakan strategi mengorganisasi isi pelajaran disebut sebagai structural strategi yang mengacu pada cara untuk membuat urutan dan mensintetis fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan.
Strategi pengorganisasian lebih lanjut dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi mikro dan strategi makro. Strategi mikro mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, prosedur dan prinsip. Strategi makro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep atau prosedur atau prinsip.
b.      Strategi Penyampaian Pembelajaran
Strategi penyampain pembelajaran merupakan komponen variable untuk melaksanakan proses pembelajaran. Fungsi strategi pennyampaian pembelajaran adalah: (1) menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajara, dan (2) menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan pebelajar untuk menampilkan unjuk kerja.
c.       Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variable metode yang berurussan dengan bagaimana menata interaksi antara pebelajar dan variable metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tenatang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian pembelajaran mana yang digunakan selama proses pembelajaran.
3.      Metode Pembelajaran Pendidikan Anak usia Dini (PAUD)
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti, metode digunnakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian system pembelajaran memegang peran yang sangant penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
Berikut ini disajikan beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk mengimpelmentasikan strategi pembelajaran di TK/RA :
1)      Metode Beercerita, berupa kegiatan menyimak tuturan lisan yang mengisahkan suatu peristiwa. Metode ini untuk mengembangkan daya imjinasi, daya piker, emosi dan penguasaan bahasa anak.
2)      Metode Becakap-cakap, berupa kegiatan bercakap-cakap atau bertanya jawab antara anak dan guru atau anak dan anak.
3)      Metode Tanya Jawab, metode ini digunakan untuk (1) mengetahui pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki anak, (2) member kesempatan anak untuk bertanya, dan (3) mendorong keberanian anak untuk mengemukakan pendapat.
4)      Metode Karyawisata, metode ini dilakukan dengan mengajak anak mengunjungi objek-objek yang sesuai dengan kompetensi yang diajarkan.
5)      Metode Demonstrasi, merupakan metode yang sangat aktif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode ini dalam penyajiannya dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu.
6)      Metode Sosiodrama atau Bermain Peran, merupakan metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia.
7)      Metode eksperimen, metode ini adalah cara memberikan pengalaman kepada anak di mana member perlakuan terhadap sesuatu dan mengamati akibatnyandan  mempelajarai kemampuan sains
Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusuan dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun dapt tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk kepada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.
Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran. Fungsi metode pembelajaran seabgai cara untuk menyajian, menguraikan, member contoh, dan member latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu.

     B.     Strategi Pendidikan Kesetaraan Fungsional
1.      Pengertian Pendidikan Keaksaraan
Pendidikan keaksaraan merupakan salah satu perioritas nasional dengan target menurunkan jumlah orang dewasa butu huruf 50% pada tahun 2009` tujuan utama pendidikan keaksaraan adalah membelajarakan warga belajar agar dapat memanfaatkan kemampuan dasar membaca, tulis dan hitung (calistung) dan kemampuan fungsionalnya dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa istilah dalam keaksaraan, yaitu :
a.       Pendidikan keaksaraan upaya pembelajaran untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan membaca, menulis, berhitung dan berbahasa Indonesia dengan kandungan fungsional, bagi upaya peningkatan kualitas hidup dan penghidupan kaum buta aksara.
b.      Pembelajaran pendidikan keaksaraan adalah upaya sengaja yang dirancang oleh tutor agar terjadi aktivitas belajar pada warga belajar buta aksara sehingga menjadi melek huruf dan memiliki pengetahuan fungsional yang dapat digunakan untuk meningkatkan derajat kehidupannya.

2.      Strategi Keaksaraan Fungsiaonal
Dalam keaksaraan fungsional dikenal lima strategi pembelajran yaitu :
a.       Diskusi BDPS (Belajar dari Pengalaman Sendiri) : tutor dan warga belajar berdiskusi dengan menggunakan beberapa teknik seperti melalui pembuatan table, peta, garis waktu dan kalender kegiatan dengan tujuan untuk merangsang ide, pengetahuan, pengalaman yang sudah dimiliki warga belajar dan permasalahan yang ada di warga belajar, sehungga dapat diungkapkan dengan baik.
b.      Membaca : tutor membantu waarga belajar meningkatkan keterampilan membaca yang bertepatan, kelncaran dan pemahaman. Warga belajar yang buta huruf murni belajar melalui teknik pendekatan pengalaman berbahasa untuk membuat bahan bacaan berdasarkan ucapan warga belajar sendiri.
c.       Menulis : tutor membantu warga belajar menulis berdasarkan pikiran / ide sendiri.
d.      Berhitung : tutor membantu warga belajar meningkatkan ketrampilan berhitung disesuaikan dengan kebiasaan did aerahnya dalam cara menghitung/usaha/jual beli yang disesuaikan dengan perhitungan modern (perkembangan zaman sekarang ).
e.       .Penerapan dalam kegiatan (AKSI) : tutor membantu warga belajar meningkatkan keterampilan seperti memasak, menjahit, menanam, usaha dan lain-lain yang diminati warga belajar juga menerapkan pengetahuan dan informasi dalam memperbaiki situasi di rumah dan lingkungan.

3.      Pemilihan Metode Belajar
Metode belajar adalah memproses kegiatan belajar supaya warga belajar dapat berinteraksi secara aktif shingga terjadi pada dirinya sesuai dengan tujuan yang diinginkan
Berdasarkan kemampuan awal jenis kebutuhan belajar dan sumber daya belajar yang berbeda, maka tutor dapat memilih dan menyusun metode pembelajaran yang sesuai. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat dipilih oleh tutor dalam memfasilitasi pembelajaran keaksaraan. Metode pembelajaran itu diantaranya dengan menggunakan metode abjad, metode SAS (Structure Analiytic Shytetic), metode PPB (Pendekatan Pengalaman Bahasa), metode kata kunci (Key Words), metode abjad/huruf, metode Asosiasi dan metode Miqro.
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode belajar :
a.       Pembelajaran Membaca
·         Warga belajar telah mengenal dan mampu mengucapkan katayang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
·         Penggunaan sarana belajar baik dalam penggunaan bentuk bukubooklet, poster maupun yang lainnya sesuai dengan tingkat kemampuannya.
·         Penggunaan media belajar berbentuk booklet, leaflat, Koran/majalah dinding dan lain-lain.
·         Pembelajaran menyusun  kalimat perlu menggunakan kata-kata yang sudah dikuasai.
·         Peajaran membaca dimulai dengan kata yang berstruktur.

b.      Pembelajaran menulis
·         Menggunakan bahan-bahan peristiwa atau kejadian dan permasalahan yang berasal dari daerah setempat.
·         Mengemukakan masalah yang dihadapi melalui pilihan gambar serta mencari pemecahan masalahnya.
·         Membantu warga belajar agar percaya diri bahwa mereka dapat menulis
·         Membarikan semangat kepada warga belajar agar membantu yang lainnya.


c.       Pembelajaran Berhitung
·         Warga belum mamu menulis secara benar tentang penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perbandingan.
·         Membantu membelajarakn berhitung melalui benda, hitungan yang digunakan warga belajar dalam kehidupan sehari-hari.
·         Warga belajar sudah memunyai kemampuan / potensi menghitung yang dapat digunakan sehari-hari.
·         Menggunakan dan memanfaatakan alat-alat yang bersala dari kehidupan warga belajar.

d.      Metode Abjad (Alphabetic Method)
Metode ini disebut juga metode sinteis karena mempelajari aksara dengan cara merangkaikan huruf-huruf yang dilafalkan dalam abjad. Metode abjad digunakan dengan cara :
·         Tutor mengenalkan bentuk dan bunyi huruf abjad (A sampai Z) satu persatu.
·         Tutor melafalkan setiap huruf yang telah dikenalkan satu persatu.
·         Setelah warga belajar kenal dan mampu melafalkan beberapa huruf maka dapat membentuk suku kata.

e.       Metode Kata Kunci
Berlainan dengan metode abjad, metode kata kunci tidak mengenal dan menghafal huruf-huruf dalam abjad tetapi mengenal bentuk dan lafal kata. Cara penggunaan metode ini :
·         Tutor memilih satu kata yang dikenal oleh semua warga belajar.
·         Tutor menuliskan kata BATU karena semua warag belajar pasti mengenal batu.
·         Tutor membaca kata BATU dengann pelafalan suku kata sehungga menjati BA – TU


f.       Metode global (the sentence method)
Metode global yang sering disebut Kalimat Kunci adalah bentuk, lafal dan arti dari kalimat, kemudian kalimat diuraikan menjadi kata per kata, suku kata dan huruf. Cara menggunakannya :
·         Mengenlkan bentuk dan lafal kata pada suatu kalimat.
·         Melafalkan kalimat secara berulang-ulang hinga paham tiap arti dan kalimat secara keseluruhan.
·         Menguraikan kalimat menjadi kata-kata.

g.      Metode suku kata (silabic method)
Metode suku kata ini hamper sama dengan metode kata kunci, bedanya jika metofe kata kunci mengenalkan langsung kata kunci yang dibantu dengan gambar sedangkan metode suku kata sebelum mengenal kata kunci dikenalkan pada huru hidup lebih dahulu dengan pertolongan gambar. Caranya :
·         Mengenalkan huruf hidup a, I, u ,e, o dan salah satu huruf mati.
·         Menguraikan kata unci menjadi suku kata dan menguraikan suku kata menjadi huruf.
·         Merangkaikan huruf mati menjadi huruf hidu sehingga akan terdpat suku kata yang baru.
·         Merangkaikan suku kata baru menjadi kata baru dan memahami artinya

h.      Metode SAS (struktur analitik sintetik/struktur urai rangkai)
Metode SAS ini dilihat arti namaya dan cara penyampainnya hamper sama dengan metode global. Bedanya jika metode global dalam penguraiantidak begitu mementingkan perangkaian huruf menjadi kalimat. Metode SAS mementingkan perangkaian sesudah penguraian. Caranya :
·         Mengenalkan sebuah gammbar
·         Mengenalkan satu kalaimat sesuai dengan isi gamabar
·         Melafalkan kalimat sehingga paham artinya.
·         Menguraikan kalimat menjadi kata
·         Menguraikan kata menjadi suku kata
·         Menguraikan kata menjadi huruf
·         Merangkai suku kata menjadi kata
·         Merangkai kata menjadi kalimat

i.        Metode Asosiasi
Huruf dan angka yang diperkenalkan melalui metode ini dikaitkan dengan sesuatu yang lebih dikenal oleh warga belajar cara penggunaannya :
·         Memulaibnetuk yang telah dikenal oleh warga belajar
·         Memulai dengan bahasa yang telah dikuasai warga belajar
·         Lafalkan huruf atau suku kata yang diasosiasikan tersebut secara berulang-ulang oleh warga belajar.
·         Rangkaikan huruf-huruf atau suku kata tersebut membentuk suku kata atau kata
·         Rangkaikan kata-kata tersebut menjadi kalimat
·         Uraikan kalimat tersebut menjadi kata, suku kata dan huruf

    C.    Strategi Pembelajaran Nilai-nilai Karakter
1.      Pengertian Strategi, Metode, Dan Teknik
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan aplan,metode,or series of ancivities desegned to particuar educational goal (David,1976).  Maka strategi dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang serangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tuuan pendidikan tertentu.Dari rumusan tetsebut ada dua hal yang perlu di perhatikan
1.      Startegi pembelajaran merupakan rencana tindak termasuk metode dan manfaat berbagai sumber daya dalam pembelajaran.
2.      Stategi disusun untuk mencapaimtujuan tertentu.

Maka strategi pembelajaran itu kegiatan pembelajaran harus dikerjakan baik dari pendidik maupun peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien.
Dalam ber bai hal, strategi disamakan sering dinamakan dengan metode padahal antara keduanya mempunyai perbedaan. Strategi di megunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan kata lain strategi adalah suatu rencana nujukan pada subuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah  jalan atau cara  dalam mencapai sesuatu.
Disamping itu istila strategi dan metode ada istila lain yaitu pendekatan (approach), teknik dan teknik mengajar.Pendekatan diartikan sebagia titiktolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran.  Pendekatan mengandung makana tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, sedangkan strategi dan metode menujuk sesuatu yang sudah khusus, maka baik strategi maupun metode menujukan sesuatu yang sudah khusus, maka baik strategi maupun metode dapat tergantung pada pendekatan tertentu.
Menurut  Roy Killen (1998) ada dua pendekatan  utama  dalam pembelajaran , yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered approaches), yang menurutnkan  strategi  pembelajaran  langsung (student- centered approaches), yang merumukan startegi pembelajaran induktif.
Tekni adalah acara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu  metode. Misalanya, cara berceramah yang efektif dan efesien disiang hari dengan jumlah peserta didik yang banyak, tentu berbeda dengan ceramah untuk peserta didik  yang jumlahnya lebih individual.

2.      Pinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran
Permen Diknas Nomor 19 Tahun 2005 mengatakan bahwa proses pembelajaran pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi, peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. Dari peraturan pemerintah tersebut, tampak ada sejumlah prinsip dalam proses pembelajaran, yaitu, sebagai berikut :
1.      Interaktif
Prinsip interaktif mengandung makna bahwa mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan pengetahuan dari pendidik ke peserta didik, akan tetapi mengajar dianggap sebagai peruses mengatur lingkungan yang dapat merangsang peserta didik untuk dapat belajar. Dengan cara tersebut dimungkinkan kemampuan peserta didik akan berkembang baik secara mental-spiritual, intelektual, emosional, sosial dan fisik.

2.      Inspiratif
Proses pembelajaran dikatakan inspiratif jika proses pembelajaran memungkinkan peserta didik untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Dalam proses pembelajaran pendidik harus membuka berbagai peluang agar peserta didik dapat melakukan sesuatu yang terkait dengan materi pembelajaran. Peserta didik dimotivasi untuk mengembangkan inspirasinya sendiri, sehingga pengetahuan, keterampilan dan pengalamanya dapat diberkembangkan sendiri lebih bermakna dan kontekstual.
3.      Menyenangkan
Peruses pembelajaran harus memungkinakan seluruh potensi peserta didik dapat dikembangkan. Hal ini hanya mungkin terjadi jika proses pembelajaran disekolah tidak menegangkan, tidak menakutkan, tetapi menyenangkan, mengembirakan bagi peserta didik. Proses pembelajaran yang menyenangkan atau bermakna bisa dilakukan pedidik dengan cara, pertama  dengan menata ruangan yang apik dan menarik, yitu memenuhi unsure kesehatan, seerti ventalasi cahaya dan lain-lain. Kedua  pengelolaan pembelajran yang hidup dan bervariasi, yaitu ddengan menggunakan media pembelajaran, model pembelajaran dan sumber belajar yang relevan serta kontekstual.
4.      Menantang
Proses pembelajaran haruslah membuat peserta didik tertentang untuk mengembangkan kemampuan berpikir, kemampuan keterampilan aplikatif dan keterampilan bersosial. Kemampuan tersebut dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan rasa ingin tahu dengan kegiatan mencoba-coba, berpikir secara intuitif dan analitis.
5.      Motivasi
Motivasi adalah daya dorong yang memungkinkan peserta didik unutk bertindak atau melakukan sesuatu. Motivasi ini hanya muncul manakala peserta didik merasa membutuhkan. Terkait dengan proses pembelajaran, pendidik amat berperan dalam menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, dengan jalan menunjukan pentingnya pengalamandan materi pembelajaran bagi kehidupan sosial peserta didik di kemudian hari

3.      Berbagi Strategi Pembelajaran
1)      Pembelajaran kontekstual
a.       Konsep dasar
Contexrtual teaching and learning (ctl) adalah sesuatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong peserta didik unntuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (jhonson, 2002).
Menurut zahorik 1995 ada 5 karakter penting yang harus diperhatikan dalam praktik pembelajaran kontekstual :
1)      Pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge). Artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh peserta didik adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
2)      Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge) dengan cara mempelajari dengan cara mempelajari secara keseluruhan terlebih dahulu, kemudian memerhatikan detailnya.
3)      Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge) artinya pengetahuan yang diperoleh bukan dihafal tetapi untuk difahami dan dihayati. Pengetahuan dikembangkan dengan cara menyusun : (1) konsep sementara (hipotesis); (2) melakukan sharing (berbagi) dengan orang lain agar dapat mendapat tanggpan (validasi) dan atas dasar tanggapan itu; (3) konsep tersebut direvisi dan sikembangkan.
4)      Mempraktikan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge) artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan peserta didik, sehingga tampak perubahan pada tingkah laku peserta didik.
5)      Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.

b.      Asas-asas dalam CTL
CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki 7 asas yang disebut sebagai komponen-komponen CTL. Ketujuh asas itu mencakup :
1)      Konstruksivisme (contrukcvism)
Merupakan landasan filosovis untuk pendekatan CTL yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia (peserta didik) sendiri secara bertahap, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit).
2)      Menemukan (inquiry)
Inkuiri adalah proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Dengan demikian dalam proses perencanaan, pendidik bukanlah mempersiapkan materi yang harus difahaminya, tetapi member kesempatan peserta didik untuk menemukan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilannya.
Proses inkuiri dapat dilakukan memalui beberapa langkah yaitu :
a)      Merumuskan masalah misalnya;
·      Bagaimanakah silsilah raja-raja majapahit (sejarah) ?
·      Bagaimanakah melukiskan suasana menikmati pemandangan alam di danau Toba (bahasa Indonesia) ?
b)      Mengamati atau observasi
·      Membaca buku atau sumber lain untuk mendapatkan informasi pendukung
·      Mengamati dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari sumber atau objek yang diamati
c)      Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, table, dan karya lainya
·      Peserta didik membuat peta kota-kota besar sendiri
·      Peserta didik membuat paragraph deskripsi sendiri
d)     Mengomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, pendidik atau audien yang lain
·      Karya peserta didik disampaikan kepada orang lain untuk mendapat masukkan
·      Bertanya jawab dengan teman
·      Memunculkan ide-ide baru
2)      Bertanya (quesioning)
Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berfikir.
Dalam proses pembelajaran kegiatan berguna :
a)      Menggali informasi baik administrasi maupun akademis
b)      Mengecek pemahaman peserta didik
c)      Membangkitkan respon kepada peserta didik
d)     Mengetahui sejauh mana keiingintahuan peserta didik
e)      Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui perserta didik
f)       Memfokuskan perhatian peserta didik pada sesuatu yang dikehendaki pendidik
g)      Untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari peserta didik
h)      Untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa

3)      Masyarakat Belajar (learning community)
Dalam CTL ditekankan bahwa hasil belajar diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Kerjasama itu dapat dilakukan dalam berbagai bentuk baik dalam kelompok belajar secara formal maupun dalam lingkungan yang terjadi secara alamiah.
Pelaksanaan masyarakat belajar dikelas dapat diwujudkan dalam
·         Pembentukan kelompok kecil
·         Pembentukkan kelompok besar
·         Mendatangkan ahli ke kelas (tokoh masyarakat, dokter, polisi, dan lain-lain)
·         Bekerja dengan kelas sederajat
·         Bekerja dengan masyarakat

4)      Permodelan (modeling)
Modeling adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap peserta didik. Misalnya guru olahraga member contoh menendang bola dengan baik, guru music member contoh menggunakan alat music. Dengan begitu artinya, ada model yang bisa ditiru dan diamati peserta didik sebelum mereka berlatih menemukan cara yang cocok bago dirinya.
5)      Refleksi (reflection)
Reefleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari, yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Melalui proses refleksi pengalaman belajar akan dimasukkan dalam struktur koknitif peserta didik yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya.
6)      Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment)
Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa meberikan gambaran peserta didik yang perlu diketahui agar bisa memastikan bahwa peserta didik mengalami proses pembelajaran dengan benar
Hal-hal yang bisa digunakan sebagai dasar menilai prestasi perserta didik
a)      Proyek/kegiatan dan laporan
b)      Pr
c)      Kuis
d)     Karya peserta didik
e)      Presentasi atau penampilan peserta didik
f)       Demonstrasi
g)      Laporan
h)      Juranal
i)        Hasil tes tertulis



D.    Strategi Pembelajaran Inkuiri (Wina, 2008)
a.       Konsep dasar
Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
b.      Prinsip-prinsip SPI
1)      Prinsip interaksi
2)      Prinsip bertanya
3)      Prinsip keterbukaan
4)      Prinsip belajar untuk berfikir
5)      Berorientasi
c.       Langkah-langkah SPI
1)      Orientasi
2)      Merumuskan masalah
3)      Mengajukan hipotesis
4)      Mengumpulkan data
5)      Menguji hipotesis
6)      Merumuskan kesimpulan
d.      Strategi Pembelajaran Inkuir
Inkuri merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik.inkuiri juga merupakan strtegi pembelajaran yang mampu memberi pengalaman bagaimana caranya memecahkan persolan yang muncul dalam masyarakat.
e.     Keunggulan dan Kelemahan SPI
1)      Keunggulan
a)      Pembelajaran dapat lebih bermakna karena SPI dapat mengembangkan ranah kognitif,ranah efektif dan ranah psikomotorik.
b)      Peserta didik dapat mengembangkan gaya belajar sesuai dengan selera.
c)      Karena SPI menekankan segi pengalaman maka akan berpengaruh besar pada perubahan tingkah laku peserta didik.
d)     Peserta didik yang mempunyai kemampuan diatas rata-rata tidak tehambat oleh peserta didik yang lemah dalam belajarnya.
2)      Kelemahan
a)      Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan peserta didik
b)      Perencanaan pembelajaran SPI sulit dilakukan karena terbentur pada kebiasaan belajar peserta didik
c)      Waktu pelaksanaan pembelajran sulit dikontrol maka sulit disesuaikan dengan waktu yang dijadwalkan
d)     Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan dengan kemampuan menguasai materi,maka SPI sulit diterapkan.

E. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (Wina, 2008)
a. Konsep Dasar
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) adalah strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merumuskan dan memilih topik masalah yang ingin dijawab terkait dengan materi pembelajaran tertentu.
b. Hakikat Masalah
SPBM masalah sifatnya terbuka,dalam arti jawaban belum pasti,setiap peserta didik dapat mengembangkan berbagai kemungkinan jawaban tergantung dari permasalahan yang dirumuskan peserta didik.
 c. Tahapan SPBM
Ada enam langkah yang perlu langkah yang perlu ditempuh,yaitu:
1). Menyadari masalah
2). Merumuskan masalah
3). Merumuskan hipotesis
4). Mengumpulkan data
5). Menguji hipotesis
6). Menentukan pilihan penyelesaian
           d. Keunggulan dan Kelemahan SPBM
1). Keunggulan
a)      Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas peserta didik
b)      Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan mereka dalam memahami kehidupan nyata
c)      Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru
d)     Pemecahan masalah dapat menyadarkan peserta didik bahwa setiap pengetahuan pada dasarnya merupakan cara berfikir bukan sekadar hafalan
e)      Pemecahan masalah dapat lebih menyenangkan dan bermakna dalam proses pembelajaran
f)       Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis peserta didik
g)  Pemecahan masalah dapat memberi kesempatan peserta didik untuk menaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata
h)   Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat peserta ddik untuk terus-menerus belajar
i)        Pemecahan masalah merupakan teknik yang bagus untuk memahami isi pelajaran dan menemukan pengetahuan yang baru.
                2).Kelemahan
a)      Pendidik yang prlu waktu lebih lama untuk mempersiapkan pelajaran darpada cara-cara yang tradisional
b)      Tidak mudah menumbuhkan minat peserta didik untuk mencari permasalahan dan memecahkannya berdasarkan data di dalam lingkungan hidup mereka.

F. Strategi Pembelajaran Koopertif (SPK)
a. Konsep SPK
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
b.Karakteristik dan Prinsip SPK
1). Karakteristik SPK
a).pembelajaran secara tim
b).Manajemen Kooperatif
c). Kerja Sama
d).Keterampilan Kerja Sama
2). Prinsip SPK
a).Ketergantungan positif
b).tanggung jawab perorangan
c).Interkasi tatap muka
d).Partisipasi dan komunikasi
c. Langkah-langkah pembelajaran SPK
1).Penjelasan materi
2).Belajar dalam kelompok
3).Penilaian
4).Pengakuan tim          
d.Keunggulan dan Kelemahan SPK
1). Keunggulan
a) Peseta didik tidak terlalu menggantungkandiri pada pendidik,meningkatkan kepercayaan diri dalam berpikir
b)   Mengembangkan kemampuan mengungkapkan gagasan sendiri  dan membandingkn dengan gagasan teman
c)         Belajar menghargai orang lain dan menyadari keterbatasab diri
d)        Meningkatkan rasa tanggung jawab pribadi
e)   Meningkatkan kemampuan memecahkan permasalahan tanpa merasa takut membuat kesalahan
f)          Meningkatkan keterampilan interaksi,meningkatkan motivasi untuk berprestasi
2). Kelemahan
a)      Semangat belajar kelompok perlu waktu cukup lama untuk dipahami peserta didik sebagai cara belajar yang efektif
b)      Belajar kelompok memang memberi manfaat dalam kehidupan keseharian,namun sebagian besar aktivitas individual paling dominan dalam kehidupan nyata
c)      Menumbuhkan semangat saling pembelajaran (peerteaching) di kalangan peserta didik tidaklah mudah.

G.    Strategi Pembelajaran Ekspositiri (SPE)
a.       Konsep dan Prinsip Dasar SPE
1).Konsep SPE
SPE adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai materi pembelajaran secar optimal.
2). Prinsip SPE
§ Berorientasi pada tujuan
§ Prinsip komunikasi
§ Prinsip kesiapan
§ Prinsip berkelanjutan
b.Prosedur Pelaksanaan SPE
        1).Rumuskan tujuan yang ingin dicapai
        2). Kuasai materi pelajaran dengan baik
        3). Kenali medan yang terkait dengan proses penyampaian
c.Keunggulan dan Kelemahan SPE
1) Keunggulan
a)      Pendidik dengan mudah mengontrol urutan dan keluasan materi pmbelajaran yang dikuasai peserta didik.
b)      Cukup efektif untuk penguasaan materi cukup luas dengan waktu cukup terbatas
c)      Dapat digunakan untuk jumlah peserta didik yang cukup besar dan ruangan cukup luas
2)      Kelemahan
a)      Cocok untuk peserta didik yang mempunyai kemampuan mendengar dan menyimak cukup baik
b)      Tidak dapat melayani perbedaan individu yang amat heterogen
c)      Karena leboh banyak ceramah,maka kemampuan sosialisasi,hubungan interpersonal dan kemampuan berfikir kurang dikembangkan
d)     Gaya komunikasi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman peserta didik sangat terbatas.

H.    Metode Pembelajaran Untuk  Individu Dan Kelompok

Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Ini berlaku baik guru (metode mengajar), maupun bagi murid  (metode belajar). Semakin baik metode yang dipakai semakin efektif pencapaian tujuan.
1.      Metode Problem Solving (pemecahan Masalah).
a.       Pengertian
Metode ini dikembangkan oleh John Dewey (1913) untuk selanjutkan nanti akan melahirkan metode inkuiri dan penemuan karena tampaknya ketiga metode ini mengacu pada suatu proses yang sukar dipisahkan satu sama lain. Titik berat metode ini terletak pada pemecahan masalah secara rasional,logis,benar dan tepat dengan penentuan alternatif yang berguna.

b.      Manfaatnya
1). Siswa memperoleh pengalaman proses dalam menarik kesimpulan.
2). Siswa menjadi aktif.
3). Siswa meningkatkan keterampilan berpikir logis/ilmiah.
4).Mengembangkan sikap dan keterampilan siswa untuk mampu memecahkan masalah, mengambil keputusan yang obyektif.
5). Membina dan mengembangkan sikap ingin tahu siswa.

c.       Langkah-langkah penggunaannya
1). Menentukan permasalahan sebagai topik.
2). Merumuskan TIK.
3). Merumuskan langkah-langkah pemecahan masalah.
4). Menetukan kriteria pemecahan masalah yang terbaik.

d.      Pelaksanaan
1). Menjelaskan TIK kepada siswa.
2). Menjelaskan pelaksanaan pemecahan masalah.
3). Kegiatan pemecahan masalah.

2.      Metode Inkuiri dan Discovery.

Inquiry (inkuiri) dan Discovery (penemuan) pada dasarnya merupakan dua metode yang saling berkaitan. Bahkan diatas telah dikemukakan erat pula hubungan dengan metode problem solving (pemecahan masalah) sebab dari sanalah ide pengembangannya.
Inkuiri artinya penyelidikan sedang discovery artinya penemuan. Dengan melalui penyelidikan siswa akhirnya dapat memperoleh suatu penemuan. Karena itu kedua metode ini dilaksanakan secara seiring sejalan. Dalam inkuri siswa dihadapkan pada suatu masalah kemudian diminta untuk “mencari jawabanya serta kesimpulanya”.

a.       Tujuan dan Manfaat
1).Mengembangkan sikap, keterampilan, kepercayaan siswa dalam   memutuskan sesuatu secara tepat dan obyektif.
2).Mengembangkan kemampuan berpikir agar lebih tanggap, cermat dan melatih daya nalar (kritis, analitis dan logis).
3).Membina dan mengembangkan sikap ingin lebih tahu (curiocity).
4).Mengungkapkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

b.      Langkah-langkah inkuiri dan Discovery menurut Richart Suchman, adalah sebagai berikut
1.      Identifikasi kebutuhan siswa.
2.      Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian,konsep dan generalisasi yang akan dipelajari.
3.      Seleksi bahan dan pronlema atau tugas-tugas.
4.      Membantu memperjelas:
-          Tugas/problem yang aka dipelajari.
-          Peranan masing-masing siswa.
5.      Menyiapkan alat-alat yang diperlukan.
6.      Mencek pemahaman siswa akan tugas dan masalah yang akan dipecahkan (sekali lagi) serta tugas-tugasnya.
7.      Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan.
8.      Membantu siswa dengan informasi data jika diperlukan.
9.  Memimpin siswa menganalisis sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses.
10.  Merangsang terjadinya interaksi antar siswa.
11.  Memuji dan membesarkan hati siswa yang tergiat dalam proses penemuan.
12.  Membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi atas hasil temuan.

3.      Metode Diskusi

a.       Pengertian
Metode diskusi adalah suatu penyajian bahan pelajaran dengan cara siswa membahas, bertukat pendapat mengenai topik tertentu untuk memperoleh suatu kesepakatan atau kesimpulan.

b.      Tujuan dan Manfaatnya
1.      Tujuannya untuk mengaktifkan siswa dalam KBM dengan cara membahas dan memecahkan masalah tertentu.
2.      Manfaatnya:
a.       Untuk menimbulkan dan membina sikap dan perbuatan demokrasi siswa.
b.      Menumbuhkan dan mengembangkan sikap/cara berpikir logis,analitis,dan kritis.
c.       Memupuk kerjasama,toleransi dan rasa sosial.
d.  Membina kemampuan mengemukakan pendapat dengan bahasa yang baik dan benar.

c.       Langkah-langkah metode diskusi
a.       Persiapan
-          Menentukan topik diskusi.
-          Merumuskan TIK
-          Membagi kelas menjadi kelompok.
-  Merumuskan butir-butir pengarahan,petunjuk dan antisipasi tindakan untuk kelancaran diskusi.

b.      Pelaksanaan
-          Menjelaskan TIK yang akan dicapai.
-          Mengkomunikasikan topik diskusi.
-          Memberi pengarahan diskusi.
-          Memilih/menetapkan pimpinan diskusi, sekretaris dan atau pelopor.
-    Kelompok melaksanakan diskusi. Guru berkeliling mendatangi tiap kelompok untuk menjaga atau membantu kegiatan diskusi (misalnya mengarahkan anggota kelompok,membantu meluruskan pertanyaan/jawaban anggota kelompok,dan alin-lain).
-    Kelompok melaporkan hasil kemudian ditanggapi oleh kelompok lain. Bila perlu kelompok lain dapat membantu memberikan jawaban.
-     Hasil diskusi seluruh kelompok,dituliskan dalam laporan.
-    Laporan hasil diskusi disampaikan kepada guru oleh pimpinan diskusi atau pelapor.

4.      Metode Tanya-Jawab
Metode tanya jawab adalah cara menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab siswa atau sebaliknya,baik secara lisan maupun tulisan.
a.       Tujuan dan manfaatnya
1)  Untuk mengetahui penguasaan bahan pelajaran dalam ingatan, pengungkapan perasaan dan sikap siswa.
2)   Untuk mengatahui jalan berfikir siswa secara sistematis, logis, dan menuju pemecahan masalah.
3)      Untuk memberi tekanan perhatian pada bagian-bagian penting dari materi pelajaran.
4)      Untuk memperkuat korelasi antara pertanyaan dengan jawabanya.
5)  Membiasakan siswa mengenal bentuk dan jenis pertanyaan serta jawaban yang benar/tepat dalam rangka kelanjutan belajarnya.
b.      Manfaat
1.      Dapat membangkitkan minat dan motivasi karena minat dan motivasi penting artinya dalam belajar siswa.
2.     Pertanyaan ingatan (yang bersifat pengungkapan kembali) dapat memperkuat asosiasi antara pertanyaan dengan jawaban.
3. Pertanyaan pikiran yang meminta jawaban yang harus dipikirkan, menafsirkan,menganalisis,dan menarik kesimpulan dapat mengembangkan pola berpikir logis dan sistematis.
4.      Pertanyaan dapat mengurangi proses lupa.
5.      Jawaban yang salah dapat segera dikoreksi.
6.      Pertanyaan, dapat merangsang siswa berpikir dan memusatkan perhatian pada pokok masalah yang dipertanyakan.
7.      Pertanyaan dapat membangkitkan hasrat melakukan penyelidikan yang mengarahkan siswa berfikir ilmiah.

c.       Langkah-langkah
1.      Persiapan
-          Menentukan topik.
-          Merumuskan tujuan(TIK).
-          Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang tepat sesuai dengan TIK.
-          Mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan siswa.
2.      Pelaksanaan
-       Menjelaskan TIK yang akan dicapai.
-      Mengkomunikasikan penggunaan metode tanya jawab (murid tidak hanya bertanya tetapi juga menjawab pertanyaan guru atau siswa yang lain).
-          Guru memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi.
-          Guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas.
-     Guru memberikan limit waktu yang cukup untuk siswa menyusun/memikirkan jawaban yang siitematis.
-          Memelihara ketenangan suasana tanya jawab.
-          Guru mengusahakan pemerataan giliran bertanya.

5.      Metode Kerja Kelompok
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam metode kerja kelompok,adalah :
a.       Tujuan
Harus jelas bagi setiap kelompok beserta anggota-anggotanya. Anggota kelompok harus tahu dengan jelas” apa” yang harus dikerjakan,”bagaimana” menjalankannya serta”siapa” yang bertugas mengerjakannya. Karena itu sebelum kerja kelompok dimulai harus didahului dengan diskusi.
b.      Interaksi
Dalam kerja kelompok ada tugas yang harus diselesaikan secara bersama-sama hingga diperlukan” pembagian kerja”. Untuk ini agar interaksi antar anggota dapat berjalan dengan baik dan lancar,peranan” komunikasi” dalam anggota kelompok besar artinya. Hasil kerja kelompok dengan iklim emosional dalam kelompok akhirnya merupakan aspek yang saling berkaitan satu sama lain.

c.       Langakah-langkah
1.      Persiapan
-          Merumuskan topik
-          Merumuskan TIK
-          Merumuskan langkah-langkah kerja kelompok
-          Merumuskan kriteria kerja kelompok
2.      Pelaksanaan
-          Menjelaskan TIK yang akan dicapai kepada kelompok.
-          Menjelaskan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam kerja kelompok serta kriteria hasil kerja kelompok.
-          Menjelaskan permasalahan-permasalahan menyangkut materi tugas kelompok.
-          Memberi kesempatan kepada siswa yang seluas-luasnya untuk menanyakan hal yang belum jelas baik tentang kegiatan maupun materi kerja kelompok,setelah terlebih dahulu kelompok memperoleh pembagian tugas

6.      Metode Demonstrasi dan Eksperimen.
Demontrasi berarti pertunjukan,pelaksanaan demontrasi sering dikuti oleh eksperimen. Eksperimen yakni percobaan tentang sesuatu. Setiap siswa melakukan pekerjaan dan mencoba sendiri-sendiri.
a.       Langkah-langkah Demontrasi dan Eksperimen.
1.      Langkah umum
·         Rumuskan tujuan
·         Persiapkan semua peralatan yang diperlukan.
·         Periksa apakah peralatan berfungsi atau tidak.
·         Tetapkan langkah pelaksanaan agar efisien
·         Perhitungkan/tetapkan alokasi waktu yang dibutuhkan.

2.      Langkah-langkah Demontrasi
·         Mengatur tata ruang yang memungkinkan seluruh siswa dapat memperhatikan pelaksanaan demontrasi.
·         Menentapkan kegiatan selama pelaksanaan demontrasi seperti:
a)      Penjelasan agar siswa memperoleh pemahaman yang luas.
b)      Pemberian kesempatan bertanya pada siswa.
c)      Penguasaan siswa untuk membuat catatan tertentu

3.      Langkah-langkah Ekperimen
·         Memberi penjelasan secukupnya tentang hal-hal yang akan dilakukan dalam ekperimen
·         Membicarakan dengan siswa tentang langkah-langkah yang akan ditempuh,bahan-bahan yng diperlukan,variabel yang perlu diamati dan hal yang perlu dicatat.
·         Menetapkan lngkah-langkah pokok sebagai kerangkan acuan bagi siswa dalam berekperimen.
·         Menetapkan tindak lanjut dari eksperimen.

7.      Metode Ceramah Bervariasi 
Ceramah, merupakan cara penyajian bahan pelajaran malalui penuturan (penjelasan lisan). Ceramah bervariasi, adalah ceramah yang disertai berbagai metode pengajaran lainnya seperti tanya jawab, diskusi pemberian tugas dan sebagainya.
a.       Penggunaan metode ceramah
·         Menyampaikan informasi
·         Bahan/materi yang diceramahkan langka
·         Membangkitkan minat
·         Bahan-bahan pelajaran yang cukup untuk diingat sementara
·         Memberi pengantar atau pentunjuk-petunjuk ke kegiatan lain (sebagai kegiatan awal/pendahuluan.

b.      Langkah-langkah metode ceramah
·         Menjelaskan TIK yang akan dicapai.
·         Menjelaskan cara pelaksanaan ceramah bervariasi(dalam hal iini ceramah disertai dengan tanya jawab,diskusi kelompok kecil dan ditutup dengan laporan kelas).
·         Membagaikan materi ceramah
·         Menyajikan materi
·         Tanya  jawab
·         Mengkomunikasikan hal-hal yang akan didiskusikan serta waktu yang disediakan untuk berdiskusi.




DAFTAR PUSTAKA
Al-tabany, Trianto Ibnu Badar. (2015). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak kelas Awal SD/MI Implemenasi Kurukulum 2013. Jakarta. Prenadamedia Group.
Mohammad Azhar, (1991) proses belajarmengajar cara CBSA Surabaya : Usaha nasional
Sujarwo. M.Pd. Dr. Konsep Dasar Pendidikan Keaksaraan Fungsional. http://staff.uny.ac.id/dosen/dr-sujarwo-mpd`  dilihat pada tanggal 4 maret 2017
Sutarjo Adisusilo. (2014). Pembelajaran Nilai-nilai Karakter: Konstruktivisme dan VCT Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta. PT. RajaGrafindo Persada